Membincang BU-MAL (II): Lazismu Bukan Entitas Bisnis
Oleh : Ikhwanushoffa (Manajer Area Lazismu Jawa Tengah)
PWMJATENG.COM – Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity Concept) adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa suatu perusahaan berdiri sendiri, terpisah dan berbeda dari pemilik dan perusahaan lain (Soemarso S.R: 2008). Salah satu tujuan konsep ini adalah supaya proses akuntansi yang dilakukan akan bersifat objektif begitu juga dengan pandangan orang dari laporan yang dibuat (PPM SoM: 2022). Dari prinsip akuntansi tersebut dapat dimengerti bahwa tiap entitas musti paham core value masing-masing dan tidak mudah tergiur untuk pindah kiblat. Sedangkan pengembangan diri harus taat asas, yakni demarkasi yang jelas dari sisi laporan, SDM dan alur keuangan. Bila tidak sebenarnya tidak sedang pengembangan diri, namun pengembangan masalah. Bukan dari bagian solusi, namun bagian dari problem.
Lazismu core value-nya adalah penghimpunan, pengelolaan dan pendayagunaan ZISKA. Bukan mengayakan Amil. Bukan berarti zalim pada amil, tapi paham batas. Kalau tujuannya kaya, jangan jadi amil, tapi jadi pengusaha. Konsep kesatuan usaha adalah konsep yang robust diakui secara internasional. Bukan untuk mempersulit atau mempersempit. Bila sesuatu regulasi atau norma selalu dianggap penghambat, sebenarnya Anda sedang tidak butuh organisasi. Cukup bikin gerombolan saja. Lazismu ini tidak diserahkan pada individu-individu yang semau gue. Males diaudit, males bikin SOP, males bikin tata kelola, dan seterusnya.
Baca juga, Membincang BU-MAL
Ketika Lazismu menyelenggarakan program dengan tanpa menunjuk satu vendorpun dengan jelas, dalam artian benar-benar pihak di luar Lazismu, tiba-tiba ada aliran dana masuk Kas BU-MAL, pasti ada yang salah di sana. Apalagi bila prinsip 3E (ekonomis, efisien dan efektif) tidak terpenuhi. Katanya lewat BU-MAL kok lebih boros, wah pasti ada masalah lagi di dalamnya. Posisi vendor menjadi isu penting dalam audit. Audit keuangan maupun audit ISO. Sekali lagi karena kita bukan lembaga bisnis, maka pengadaan barang dan jasa pasti jadi isu sensitif. Ketika pengambil kebijakan sekaligus menjadi eksekutor, wajar bila orang tidak percaya. Program dilakukan sendiri, bikin gedung dilakukan sendiri, bikin dapur dilakukan sendiri, mau seumur hidup Anda teriak-teriak menjelek-jelekkan pihak lain, kualitas Anda sudah ada sudah ada nilainya sendiri. Wallaahu a’lam.
Editor : M Taufiq Ulinuha