Membangun Rasa Cinta Seorang Hamba kepada Sang Pencipta

Membangun Rasa Cinta Seorang Hamba kepada Sang Pencipta
Oleh: Rumini Zulfikar (Gus Zul)*
PWMJATENG.COM – “Rasa cinta yang didasari keimanan akan memberikan keseimbangan ruhani dan jasmani.”
Dicintai atau mencintai adalah fitrah manusia. Orang tua mencintai anaknya karena ikatan darah, majikan memperhatikan karyawannya karena hubungan profesional, dan seorang anak muda mencintai lawan jenisnya karena dorongan naluri. Namun, cinta yang membawa kebahagiaan sejati adalah cinta seorang hamba kepada Allah SWT, yang menjadikannya sebagai Ibadurrahman (hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih). Mencapai tingkatan ini membutuhkan proses panjang yang penuh tempaan. Salah satu bentuk latihan yang diperintahkan Allah adalah ibadah puasa di bulan Ramadan.
Dalam berbagai literatur Islam, terdapat beberapa langkah untuk meraih cinta Allah:
1. Keimanan dan Ketakwaan
Iman dan takwa adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Keyakinan tanpa tindakan tidak cukup. Allah berfirman:
وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلْجَٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَٰمًا
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu adalah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan: 63)
2. Menjaga Salat dengan Khusyuk
Salat adalah sarana komunikasi langsung dengan Allah. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
ٱلَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَٰشِعُونَ
“Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam salatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 2)
3. Menghadirkan Zikir dalam Kehidupan
Zikir, baik dengan lisan maupun hati, menumbuhkan ketenangan dan perasaan selalu dalam lindungan Allah.
Baca juga, Konsep Wahyu dan Nuzulul Qur’an: Hakikat, Proses, dan Signifikansinya
4. Bersikap Tawaduk
Rendah hati menjauhkan seseorang dari kesombongan. Pangkat, kedudukan, dan harta hanyalah titipan Allah yang kelak akan kembali kepada-Nya.
5. Membiasakan Qiyamul Lail
Allah berfirman:
وَٱلَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَٰمًا
“Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS. Al-Furqan: 64)
6. Memohon Dijauhkan dari Siksa Neraka
Allah mengingatkan:
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ ۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا
“Dan orang-orang yang berkata: ‘Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.'” (QS. Al-Furqan: 65)
7. Membelanjakan Harta di Jalan Allah
Allah berfirman:
وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan dan tidak pula kikir, tetapi berada di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan: 67)
8. Berbuat Ihsan Secara Universal
Ihsan mencakup kebaikan kepada diri sendiri, kepada Allah dan Rasul-Nya, serta kepada sesama manusia dan alam semesta dengan prinsip keadilan dan amanah.
Jika seorang hamba mampu menjalankan hal-hal tersebut dengan baik, ia akan menjadi bagian dari orang-orang yang dicintai Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
وَرَبَطْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ
(“Dan Kami teguhkan hati mereka.”) (QS. Al-Kahfi: 14)
Semoga kita semua menjadi hamba-hamba yang dicintai oleh Allah SWT. Aamiin.