Membaca Ulang Semangat Nasionalisme KH Ahmad Dahlan

PWMJATENG.COM – KH Ahmad Dahlan dikenal sebagai sosok ulama pembaharu yang tidak hanya menggerakkan bidang keagamaan, melainkan juga menanamkan semangat kebangsaan. Gagasan dan tindakannya melampaui sekadar urusan ritual keagamaan. Ia menempatkan Islam sebagai ajaran yang mendorong lahirnya kemajuan, kebersamaan, dan keberanian untuk memperjuangkan kemerdekaan. Membaca ulang semangat nasionalisme KH Ahmad Dahlan menjadi penting untuk merefleksikan relevansinya di tengah situasi bangsa saat ini.
Nasionalisme yang Lahir dari Spirit Keislaman
KH Ahmad Dahlan memahami bahwa Islam bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga membimbing umat dalam kehidupan sosial dan kebangsaan. Ajaran Islam yang menekankan persaudaraan, keadilan, dan kepedulian sosial ia terjemahkan dalam gerakan nyata melalui Muhammadiyah yang berdiri pada tahun 1912.
Bagi KH Ahmad Dahlan, mencintai bangsa adalah bagian dari tanggung jawab keagamaan. Nasionalisme bukan sekadar romantisme tanah air, melainkan wujud pengamalan iman. Melalui lembaga pendidikan, rumah sakit, dan amal sosial yang dibangunnya, ia memperlihatkan bahwa dakwah tidak cukup hanya dengan ceramah, tetapi harus diwujudkan dalam karya nyata yang mengangkat martabat bangsa.
Menjawab Tantangan Penjajahan
Konteks kelahiran Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari kondisi bangsa yang masih berada di bawah kolonialisme Belanda. Rakyat hidup dalam penderitaan, terbelakang secara pendidikan, dan lemah dalam aspek ekonomi. KH Ahmad Dahlan melihat penjajahan bukan hanya penindasan politik, tetapi juga sistem yang membuat bangsa kehilangan daya saing.
Dalam kondisi itu, ia menanamkan kesadaran bahwa melawan kebodohan sama pentingnya dengan melawan penjajah. Sekolah-sekolah Muhammadiyah hadir untuk membekali generasi muda dengan ilmu pengetahuan modern sekaligus nilai-nilai keislaman. Dengan cara ini, KH Ahmad Dahlan memadukan semangat kebangsaan dengan visi keagamaan sehingga umat Islam tidak tertinggal dalam arus perubahan zaman.
Nasionalisme sebagai Gerakan Pencerahan
Semangat nasionalisme KH Ahmad Dahlan berbeda dengan nasionalisme sempit yang hanya mengedepankan identitas. Nasionalisme yang ia usung adalah nasionalisme pencerahan, yakni membangkitkan kesadaran masyarakat agar tidak terjebak dalam ketertinggalan. Ia berulang kali menekankan pentingnya membaca Al-Qur’an dengan tafsir sosial, seperti dalam kisah Al-Ma’un yang menggerakkan umat untuk peduli terhadap kaum miskin dan anak yatim.
Baca juga, Allah Menyayangi Orang yang Istiqomah
Melalui pendekatan ini, KH Ahmad Dahlan ingin membentuk masyarakat beriman yang juga mampu berdiri sejajar dengan bangsa lain. Ia mengajarkan bahwa cinta tanah air harus diwujudkan dengan berbuat baik, menolong sesama, dan membangun peradaban. Inilah nasionalisme yang melahirkan gerakan sosial berkelanjutan.
Relevansi di Era Modern
Lebih dari satu abad setelah wafatnya KH Ahmad Dahlan, bangsa Indonesia menghadapi tantangan baru. Globalisasi, teknologi, dan perubahan sosial membawa peluang sekaligus ancaman. Di tengah derasnya arus informasi, muncul fenomena melemahnya solidaritas, menguatnya individualisme, serta konflik identitas.
Dalam situasi ini, semangat nasionalisme KH Ahmad Dahlan masih sangat relevan. Nasionalisme bukan hanya jargon politik, melainkan komitmen moral untuk menjaga keutuhan bangsa. Menghidupkan kembali semangat itu berarti memperkuat kepedulian sosial, meningkatkan kualitas pendidikan, dan membangun kemandirian ekonomi.
Bangsa yang kuat tidak hanya diukur dari banyaknya sumber daya alam, melainkan juga dari kualitas manusianya. KH Ahmad Dahlan telah mencontohkan bahwa pembangunan bangsa harus dimulai dari pembentukan manusia yang berilmu, beriman, dan berakhlak. Nilai-nilai inilah yang patut diteruskan oleh generasi sekarang.
Inspirasi bagi Generasi Muda
Generasi muda menjadi kunci dalam melanjutkan semangat nasionalisme KH Ahmad Dahlan. Mereka perlu memahami bahwa mencintai bangsa bukan hanya dengan seremonial, tetapi melalui aksi nyata. Menjadi pelajar yang berprestasi, peduli terhadap lingkungan, aktif dalam kegiatan sosial, serta menolak segala bentuk intoleransi merupakan cara aktual untuk menerjemahkan nasionalisme.
KH Ahmad Dahlan mengajarkan bahwa perubahan besar berawal dari langkah kecil yang konsisten. Ia memulai dengan mendirikan sekolah sederhana di Kauman, Yogyakarta, yang kemudian berkembang menjadi jaringan pendidikan Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Dari sini dapat dipahami bahwa semangat nasionalisme tidak memerlukan panggung besar, tetapi keberanian untuk bertindak.
Ikhtisar
Membaca ulang semangat nasionalisme KH Ahmad Dahlan mengingatkan kita bahwa nasionalisme bukanlah sesuatu yang kaku dan usang. Ia hidup dalam setiap usaha memperbaiki kehidupan masyarakat, mengangkat kaum lemah, serta membangun bangsa dengan ilmu dan amal. Nasionalisme KH Ahmad Dahlan adalah nasionalisme pencerahan, yang lahir dari nilai-nilai Islam universal sekaligus menyatu dengan perjuangan bangsa Indonesia.
Dengan menghidupkan kembali semangat ini, bangsa Indonesia dapat menghadapi tantangan global dengan lebih percaya diri. KH Ahmad Dahlan telah mewariskan teladan bahwa mencintai tanah air adalah bagian dari iman, dan membangun bangsa adalah bagian dari dakwah.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha