Masjid Buya Syafii Kini Pakai Energi Surya! Muhammadiyah dan MOSAIC Resmikan Panel di Sijunjung

PWMJATENG.COM, Sijunjung – Masjid Buya Syafii Maarif di Nagari Sumpur Kudus Selatan, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, kini resmi menggunakan energi surya. Peresmian dilakukan pada Sabtu (2/8/2025) oleh organisasi Muslim for Shared Action on Climate Impact (MOSAIC) Indonesia bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Inisiatif ini merupakan bagian dari program Sedekah Energi yang mengusung tema “Mencerahkan dengan Surya, Meneruskan Cita Buya”. Program tersebut tidak hanya bertujuan untuk menghadirkan energi terbarukan di masjid, tetapi juga sebagai bentuk kontribusi nyata umat Islam terhadap solusi krisis iklim.
“Program Sedekah Energi adalah bentuk baru dari sedekah. Bukan hanya ibadah, tapi juga bermanfaat bagi bumi. Allah SWT memerintahkan kita menjaga bumi, dan program ini memberi kesempatan kepada umat Muslim untuk ikut serta,” ungkap Elok Faiqotul Mutia, Project Lead Sedekah Energi dari MOSAIC.
Elok menjelaskan, sedekah energi tidak sebatas pada pemasangan panel surya. Program ini juga melibatkan pelatihan teknis yang dapat diikuti oleh masyarakat umum.
“Pelatihannya mencakup audit energi, menghitung kebutuhan panel surya, hingga proses pemasangannya,” kata Elok.
Wali Nagari Sumpur Kudus Selatan, Khairul Basri, menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya masjid kerap mengalami pemadaman listrik dan harus mengeluarkan biaya hingga Rp350 ribu per bulan.
“Alhamdulillah, dengan panel surya ini, masjid kami tidak lagi gelap saat listrik padam. Kami sangat bersyukur,” ujar Khairul yang juga menjabat sebagai Takmir Masjid Buya Syafii Maarif.
Baca juga, Pandangan Muhammadiyah terhadap Qunut Subuh dan Sujud Sahwi: Edukasi Fikih dalam Praktik Salat Jamaah Lintas Mazhab
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat turut memberi dukungan atas langkah ini. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar, Helmi Heryanto, menyatakan bahwa inisiatif ini sejalan dengan target transisi energi bersih di daerah.
“Kami sangat mendukung dan berharap program ini bisa diperluas ke wilayah lain, terutama di Kepulauan Mentawai yang belum terjangkau listrik secara merata,” ujar Helmi.

Helmi memaparkan bahwa saat ini bauran energi primer Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sumbar telah mencapai 30,59 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang masih berada di angka 14 persen.
“Untuk pembangkit listrik, EBT kita sudah mencapai 52 persen. Artinya, hanya 48 persen lagi yang masih menggunakan energi fosil,” jelasnya.
Ia juga menilai bahwa keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) seperti yang dipasang di Masjid Buya Syafii menjadi inspirasi bagi pemerintah untuk mempercepat langkah menuju energi bersih.
Program Sedekah Energi sendiri telah berlangsung sejak 2022. Sebelum Sumbar, pemasangan panel surya dilakukan di beberapa daerah seperti Nusa Tenggara Barat, Yogyakarta, dan Jawa Barat.
Panel di Masjid Buya Syafii Maarif mulai beroperasi sejak 2 Mei 2025. Lokasi ini menjadi titik keenam dalam daftar penerima manfaat program tersebut.
Elok berharap, ke depan lebih banyak pihak, khususnya masjid-masjid di Sumbar, yang terlibat dalam gerakan sedekah energi. “Kami ingin program ini bisa ditiru oleh masjid lain. Ini investasi sosial dan spiritual,” ujarnya.
Kontributor : Farah
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha