Masa Depan IMM: Merawat Esensi, Meningkatkan Relevansi

Masa Depan IMM: Merawat Esensi, Meningkatkan Relevansi
Oleh: Fika Annisa’ Sholihah (Sekretaris Bidang Riset dan Teknologi DPD IMM Jawa Tengah)
PWMJATENG.COM – Memasuki usia ke 61, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengusung tema “Merawat IMM, Memajukan Indonesia”. Sejak berdiri pada tanggal 14 Maret 1964, IMM sebagai organisasi kemahasiswaan memiliki peran strategis dalam membentuk pola pikir, nilai, dan orientasi mahasiswa. Dalam dinamika zaman yang terus berkembang, IMM perlu terus merawat nalar kritis dan mempertahankan nilai-nilai fundamentalnya. Tulisan ini akan mengulas tantangan, perubahan pola pikir kader, serta strategi yang dapat diambil untuk memastikan IMM tetap relevan dan berdampak.
Orientasi dan Esensi IMM
Setiap organisasi memiliki tujuan dan latar belakang yang menjadi dasar eksistensinya, begitu pula IMM. Dalam perjalanannya, IMM harus terus berpegang teguh pada nilai-nilai dasar pergerakannya. Selain itu, IMM memiliki kewajiban untuk menyebarluaskan nilai-nilai Islam, keilmuan, dan kemanusiaan kepada mahasiswa dan masyarakat. Oleh karena itu, perlu ada evaluasi berkala untuk memastikan bahwa IMM tetap konsisten dalam mempertahankan esensinya serta mewadahi kebutuhan mahasiswa masa kini.
Tantangan dan Adaptasi IMM di Era Modern
Perkembangan teknologi dan perubahan sosial menuntut IMM untuk terus beradaptasi tanpa kehilangan esensi perjuangannya. Selaras dengan narasi yang terdapat dalam Sistem Perkaderan Ikatan (2021) IMM harus melakukan upaya penelaahan kembali atas sistem perkaderan yang selama ini telah digunakan sebagai rujukan perkaderan, agar tetap relevan dengan kondisi zaman.
Tantangan utama yang dihadapi IMM saat ini adalah memastikan bahwa sistem dan wadah yang ada mampu mengakomodasi kebutuhan kader-kadernya. Kemudian perlu direfleksikan bagaimana sistem perkaderan yang diterapkan. Sesuai dengan tujuan IMM yakni mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Masihkah menjaga nilai dan esensi organisasi, atau hanya sebatas formalitas dan euforia semata.
Beberapa tantangan utama yang dihadapi IMM saat ini meliputi:
- Sistem dan wadah yang harus mampu mengakomodasi kebutuhan kader.
- Pimpinan melakukan gerakan Ikatan dengan berlandaskan asas dan nilai-nilai organisasi, bukan formalitas semata.
- Adaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.
- IMM harus tetap menjadi tempat mahasiswa menemukan jati diri dan potensi mereka.
Perubahan Karakter Mahasiswa dan Kader IMM
Generasi mahasiswa saat ini memiliki karakter yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Teknologi dan media sosial berperan besar dalam membentuk cara berpikir dan pola interaksi mereka. IMM perlu memahami perubahan ini agar dapat menyusun strategi yang tepat dalam perkaderan. IMM harus menjadi ruang bagi mahasiswa untuk menemukan passion mereka, membangun mindset yang sesuai dengan nilai-nilai IMM, serta memastikan bahwa individuasi kader dapat berjalan dengan baik.
Jangan sampai organisasi tidak mampu membaca kebutuhan kader, kemudian hanya berpikir apa yang diinginkan oleh organisasi semata. Maka bisa saja, IMM akan mulai ditinggalkan oleh mahasiswa saat ini pelan-pelan. Atau mungkin tetap ada, tapi gersang atau kering akan makna dari organisasi itu sendiri. Teruslah berprinsip sebagaimana slogan IMM “Anggun dalam Moral, Unggul dalam Intelektual”.
Pergeseran Pola Pikir Mahasiswa Baru
Salah satu fenomena yang perlu diperhatikan adalah perubahan pola pikir mahasiswa baru. Saat ini, banyak mahasiswa lebih berorientasi pada hasil daripada proses. Mereka cenderung mencari manfaat langsung dari suatu organisasi tanpa memahami nilai perjuangan dan proses pembelajaran di dalamnya. Jangan sampai setiap gerakan dan perkaderan yang ada di IMM menjadi pragmatis dan hanya menjadi formalitas semata.
Baca juga, Pekat Hitam Gurita Korupsi di Indonesia
Dengan demikian, IMM perlu merancang pendekatan yang lebih relevan agar dapat menarik mahasiswa baru tanpa kehilangan substansi ideologi dan nilai-nilai yang menjadi identitas organisasi.
Peran Strategis Pemangku Kebijakan IMM
Dalam keberhasilannya mencetak akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah ini, pimpinan dan instruktur IMM memiliki peran strategis dalam membentuk sistem perkaderan yang kuat dan berkelanjutan. Sinergi antar pemangku kebijakan sangat diperlukan untuk mencetak kader yang:
- Loyal terhadap organisasi. Memiliki kemauan dalam merawat dan mengembangkan Ikatan yang berorientasi ke depan.
- Progresif dalam berpikir dan bertindak.
- Memiliki corak intelektualitas yang tinggi.
- Berdaya saing dan siap menghadapi tantangan zaman.
IMM harus lebih menekankan kualitas kader, bukan hanya kuantitas. Sebab, kader yang memiliki visi jelas dan kompetensi tinggi akan memberikan dampak yang lebih besar bagi organisasi dan masyarakat.
Ukuran Keberhasilan Organisasi
Keberhasilan IMM tidak hanya diukur dari banyaknya program kerja yang dilaksanakan. Lebih dari itu, dampak terhadap kader dan lingkungan sekitarnya menjadi tolok ukur utama keberhasilan organisasi. Dengan Tri Kompetensi Dasar yang dimiliki, hendaknya kader IMM mampu memiliki kompetensi Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas dalam setiap gerakan. IMM harus membangun kultur organisasi yang kuat, di mana kader tidak hanya mengikuti program secara formalitas, tetapi benar-benar mengalami proses pembelajaran dan pembentukan karakter.
Merawat Keresahan sebagai Pemicu Inovasi
Keresahan adalah awal dari perubahan dan inovasi. Kader IMM harus tetap memiliki keresahan intelektual dan sosial agar dapat terus berkontribusi dalam perubahan masyarakat. IMM harus menjadi ruang bagi mahasiswa untuk:
- Berproses dan mengasah pemikiran kritis.
- Menghadapi dan menyelesaikan tantangan yang ada.
- Menemukan makna perjuangan dalam organisasi. Dengan menjaga keresahan yang konstruktif, IMM dapat terus berkembang dan tetap relevan dalam menghadapi perubahan zaman.
IMM sebagai organisasi kemahasiswaan memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter dan pola pikir mahasiswa. Tantangan zaman yang semakin kompleks menuntut IMM untuk terus beradaptasi tanpa kehilangan nilai-nilai dasarnya. Oleh karena itu, perlu adanya refleksi mendalam dan strategi konkret agar IMM tetap menjadi organisasi yang dinamis, inovatif, dan berdampak bagi kader serta masyarakat luas.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha