Majelis dan Lembaga PWM Jateng Dilantik. Musman : “Pemimpin Jangan Marah Saat Dikritik”
Semarang – Pemimpin seharusnya tidak
mudah mutung (marah) saat dikritik dan tidak lari dari masalah yang
sulit. Pasalnya, sikap tidak tanggung jawab tersebut justru menambah
konflik dalam organisasi, sehingga sasaran atau tujuan organisasi akan
sulit tercapai.
“Pemimpin merupakan teladan, pemandu, dan komandan. Jika perangai
pemimpin tidak baik, pasti para anggotanya mencontoh tidak baik. Dengan
demikian, kecakapan khusus dan kebijaksanaan harus dimiliki pemimpin
dalam menggerakkan kelompok untuk melakukan usaha bersama sesuai
target,” kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, KH
Musman Tholib MAg, saat melantik jajaran Majelis dan Lembaga Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Minggu (20/3), di Aula RS. Roemani.
Menurut prinsip Islam, pemimpin harus memiliki sifat loyal terhadap
Tuhan, menjaga kebersihan diri, menjauhkan diri dari perbuatan dosa,
tanpa pamrih duniawi yang berlebihan, dan sabar. “Pemimpin yang bermutu
bukan diukur dari hasil yang dicapai atau citranya di mata para anggota
atau konstituennya. Melainkan memiliki tingkat psikis dan intelegensia
yang baik, kuat memegang prinsip kepemimpinan dan nilai keislaman,
meneladani sesuatu yang baik, bulan dalam pandangan dan tindakan. Bagi
pemimpin Muhammadiyah, harus memimpin sesuai KH Ahmad Dahlan,”
tandasnya.
Dalam pengkaderan pemimpin, tutur Musman, peran kultural,
struktural, intelektual dan spiritual harus dikedepankan. Pihaknya
mencotohkan, selalu menyinergikan majelis, organisasi ortonom, amal
usaha. Masing-masing dari mereka, diharuskan memiliki program unggulan.
Dalam hal keuangan pun, disentralisasi sehingga terwujud
profesionalitas yang amat berpengaruh membesarkan organisasi dengan
prinsip keadilan. (SM/Udn)