Berita

Mahfud, MD; Umat Islam Indonesia Jangan Merasa Sebagai Tamu di Negerinya Sendiri

PWMJATENG.COM, KENDAL –  Sebetulnya halal bi halal NU dan Muhammadiyah itu penting karena beberapa hal, diantaranya adalah karena dulu kedua tokoh besar Islam, KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asyari belajar bersama di Makkah dengan guru yang sama. Sesudah pulang ke Indonesia mereka bergabung dalam  Jamiatul Khaer yang dipimpin oleh seorang ulama Syeh Surkati, dan ketika kebangkitan nasional mulai bergolak, Indonesia ingin merdeka, KH. Dahlan kembali ke Yogyakarta menggarap Islam modernis, Islam perkotaan, KH. Hasyim Asy’ari kembali ke pedesaan dengan Islam tradisional, mereka berbagi tugas, berpelukan sejak awal, tidak bermusuhan, membangun Islam rahamatan lil alamin. Jangan bertentangan yang tidak bersubstansi, maka kita beruntung hidup di Indonesia yang telah dibangun oleh pendahulu kita, budaya Islam sudah hidup. Kebangkitan Islam di Indonesia dimotori oleh dua ormas besar itu, pilar kebangkitan nasional, tanpa menghilangkan peran ormas Islam lainnya, maka mari kita bangun negara ini dengan semangat Islami, seperti semangat para pendahulu kita mendirikan negara Indoneisa. Ini negara kita sendiri, jangan seakan akan kita memusuhi negara sendiri, seakan akan sebagai tamu. Indonesia ini rumah ummat Islam, jangan sampai umat Islam indonesia merasa didholomi, tinggal bagaimana kita memanfaatkan momentum – momentum politik, membentuk dan membangun  negara ini dengan cara kita sendiri. Demikian kata Mahfud, MD dalam acara halal bi halal Muhammadiyah dengan NU Kab. Kendal Ahad (15/7) di gedung paripurna DPRD setempat.

Dihadapan jajaran pengurus dan pimpinan ke dua Ormas Islam terbesar, mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu mengajak untuk memahami semangat ke dua pendiri Ormas Islam dengan meneruskan cita – cita mereka. “ Kita memahami Indonesia merdeka, maka mari kita jaga, Indonesia negaraku, simbol, dan martabatku, mari bela Indonesia, siapa yang mengancammu mari kita sikat rame – rame. Itulah semangat NU “ kata Mahfud mengartikan lyrik lagu Yalal Wathon, mars NU. Muhammadiyah menurut beliau juga ikut berjasa terhadap negara Indonesia, sebagai organisasi pelayan haji, memberangkatkan jamaah haji melalui kapal laut yang sebelumnya tidak pernah ada, sebagai bentuk reaksi terhadap penjajah yang kejam terhadap Islam, ummat Islam dilecehkan oleh penjajah Belanda. Muhammadiyah juga ikut memakmurkan guru. “ Muhammadiyah sangat memperhatikan guru dengan menaikkan gaji, kesejahteraan guru madrasah “ ujarnya. Muhammadiyah masih menurut Mahfud juga ikut membangunkan bangsanya. “ Bangun, Indonesia merdeka, lawan itu Belanda, sang surya telah bersinar “ tegasnya disambut aplaus hadirin. “ Sebagian besar saham kemerdekaan Indonesia adalah dari Ormas terbesar, dan kedua tokohnya sekarang sebagai pahlawan nasional “ imbuhnya

Terkait dengan halal bi halal, mantan politisi PKB itu menjelaskan, Iedul Fitri selalu berhubungan dengan halal bi halal. “ Iedul fitri bermakna kembali ke suci, manusia memang memiliki potensi berbuat baik, jika manusia berbuat jahat, karena dicipatakan dari bahan yang jelek, tanah “ ujarnya. “ Tugas manusia adalah mengendalikan hawa nafsu untuk selalu kembali kebaikan, sedangkan manusia diciptakan dari tanah karena busuk, bebuat jahat “

Di bagian akhir Mahfud mengajak ummat Islam untuk berpolitik, cuma ummat Islam salah menilai politik itu kotor. “ Yang kotor itu partainya. Tugas kita dalam dakwah itu untuk mengIndonesiakan Islam, bukan mengislamkan Indonesia, Islam membawa ke relung – relung budaya kehidupan berbangsa dan bernegara, membumikan Islam. Islam jangan di awang – awang, tapi dibumikan “ pungkasnya ( A. Ghofur/MPI Kendal )

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE