PWMJATENG.COM, Semarang – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) kembali mengukir prestasi di kancah nasional. Tim dari Program Studi S1 Rekayasa Elektro berhasil meraih pendanaan dalam ajang bergengsi Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Iptek (PKM-PI) tahun 2025 yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek.
Tim tersebut diketuai oleh Daffa Abdur Rosyid dan dibimbing oleh dosen Laily Muntasiroh. Mereka mengangkat inovasi bertajuk “Penerapan Teknologi Tepat Guna Spinner Peniris Minyak”. Inovasi ini dirancang untuk membantu pelaku UMKM meningkatkan produktivitas dan kualitas produk melalui pemanfaatan teknologi tepat guna yang sederhana, murah, dan mudah diaplikasikan.
Proyek ini menggandeng mitra UMKM Barokah Snack milik Rahayu, yang berada di Desa Surokonto Wetan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. UMKM ini dikenal sebagai produsen berbagai camilan berbahan dasar gorengan, yang memiliki tantangan dalam menurunkan kadar minyak pada produknya. Kandungan minyak berlebih dianggap menurunkan kualitas rasa dan daya simpan produk, serta mempengaruhi daya saing di pasar.
Alat spinner peniris minyak yang dikembangkan oleh tim mahasiswa Unimus dirancang menggunakan sistem motor penggerak hemat energi. Selain efisien dalam mengurangi minyak, alat ini juga mudah digunakan oleh pelaku usaha kecil. Pengguna cukup memasukkan produk gorengan ke dalam wadah, lalu mesin akan berputar secara otomatis untuk memisahkan minyak dari produk secara cepat dan merata.
Baca juga, Panglima Tinggi Dzulfikar: KOKAM Adalah Perisai Ideologi dan Moral Bangsa
“Melalui PKM-PI ini, mahasiswa didorong untuk mampu mengenali persoalan riil di masyarakat dan menawarkan solusi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Laily Muntasiroh, dosen pembimbing tim.
Laily menambahkan bahwa alat ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi mitra UMKM Barokah Snack, tetapi juga dapat direplikasi di berbagai UMKM sejenis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas produk secara menyeluruh, sekaligus memperkuat keberlanjutan usaha masyarakat.
Sementara itu, Daffa Abdur Rosyid menjelaskan bahwa ide alat ini berangkat dari kebutuhan nyata di lapangan. “Kami melakukan observasi langsung ke pelaku UMKM dan menemukan bahwa kandungan minyak berlebih menjadi masalah utama. Dari situ, kami mencoba menciptakan solusi teknologi yang murah dan praktis,” tuturnya.
Menurutnya, alat ini dirancang dengan prinsip efisiensi dan kebermanfaatan. Mahasiswa tidak hanya berpikir soal inovasi, tetapi juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan usaha mitra.
Rahayu, pemilik UMKM Barokah Snack, menyambut baik kerja sama ini. Ia mengaku senang karena produknya kini memiliki kualitas lebih baik dan daya simpan lebih lama. “Dulu camilan saya cepat lembek karena minyaknya terlalu banyak. Sekarang lebih renyah dan lebih menarik bagi pembeli,” ungkapnya.
Ia berharap alat ini bisa terus digunakan dan ditingkatkan. Bahkan, Rahayu siap merekomendasikannya kepada pelaku UMKM lain yang memiliki masalah serupa.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
