
PWMJATENG.COM, Blora – Musim panas di Dukuh Duwet, Desa Gedebeg, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, terasa lebih bermakna bagi para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) STAI Muhammadiyah Blora. Pada Kamis pagi, 7 Agustus 2025, mereka mengunjungi lokasi budidaya tanaman okra yang dikelola oleh seorang petani perempuan inspiratif bernama Aslami.
Kunjungan ini bukan sekadar kegiatan observasi. Mahasiswa disambut hangat oleh Aslami yang telah lama berkecimpung dalam budidaya okra. Beruntung, momen kunjungan bertepatan dengan masa panen. Para mahasiswa pun dapat menyaksikan langsung proses pemetikan okra yang telah mencapai ukuran ideal, yaitu 5 hingga 10 sentimeter.
“Aslami menjelaskan bahwa ukuran tersebut merupakan standar kualitas okra siap panen,” tutur Joko Lelono, salah satu mahasiswa peserta KKN.
Tanaman okra mungkin belum populer di kalangan masyarakat luas, tetapi Aslami menegaskan bahwa sayuran ini menyimpan banyak khasiat. Ia menjelaskan secara langsung bahwa okra dapat menurunkan kadar kolesterol, mengontrol gula darah, menjaga kesehatan jantung, dan memperlancar sistem pencernaan.
Baca juga, Islam Memandang Keinginan Bunuh Diri karena Takut Memperbanyak Dosa
Lebih dari itu, menurutnya, okra juga mudah diolah. “Bisa dibuat lalapan, ditumis, dimasak berkuah, bahkan dikreasikan dalam masakan modern,” jelas Aslami.
Para mahasiswa tidak hanya mendengarkan paparan. Mereka aktif mencatat, berdiskusi, serta menggali informasi seputar proses penanaman, teknik perawatan, hingga strategi pemasaran hasil panen okra di tingkat lokal. Diskusi berlangsung cair dan penuh antusiasme, mencerminkan semangat belajar kontekstual yang menghubungkan teori di kelas dengan praktik lapangan.

“Kami sangat terinspirasi oleh Bu Aslami. Banyak hal yang sebelumnya tidak kami ketahui, kini menjadi wawasan baru bagi kami,” ujar Joko Lelono, mewakili rekan-rekannya. Ia menambahkan bahwa pengalaman ini membuka mata mereka terhadap kekayaan sumber daya lokal yang selama ini luput dari perhatian, terutama tanaman okra yang memiliki nilai ekonomi dan kesehatan tinggi.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa ilmu tidak hanya didapat dari ruang kuliah. Mahasiswa belajar langsung dari alam, masyarakat, dan pengalaman nyata di lapangan. Interaksi seperti ini dinilai penting dalam membentuk karakter mahasiswa yang lebih peduli terhadap potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat.
“Harapan kami, apa yang kami pelajari hari ini bisa kami bawa pulang dan menjadi bagian dari kontribusi nyata di masa depan,” kata Joko menutup sambutannya.
Kontributor : Muhammad Haydar Ammar
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha