Mahasiswa Berkarakter Islami: Nilai Adab Dijunjung Tinggi

Mahasiswa Berkarakter Islami: Nilai Adab Dijunjung Tinggi
Oleh : Ammar Abdul Matin (Mahasiswa IQT Universitas Muhammadiyah Surakarta)
PWMJATENG.COM – Dalam Diwan Asy-Syafi’I dikatakan:
Orang yang berilmu dan beradab tak akan tinggal diam di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asinglah di negeri orang.
Merantaulah, Kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan.
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.
Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa.
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akan kena sasaran.
Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam.
Niscaya manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa sebelum ditambang.
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.
Diwan al-Imam asy-Syafi’i. Hal. 39
Dalam Diwan Imam Asy-syafii, menyatukan antara berilmu dan beradab, karena ia adalah satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Bahkan adab harus lebih didahulukan dari ilmu.
Abdullah bin Mubarok berkata,
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين
“Kami mempelajari masalah adab selama 30 tahun, dan mempelajari ilmu selama 20 tahun.”
‘Abdullah bin Wahab berkata dalam Siyar A’lamin Nubala’ Adz Dzahabi,
ما نقلنا من أدب مالك أكثر مما تعلمنا من علمه
“Yang kami nukil dari (Imam) Malik lebih banyak dalam hal adab dibanding ilmunya.”
Sejak dari para ulama terdahulu, pendidikan mengenai adab lebih didahulukan daripada pendidikan mengenai masalah keilmuan. Diibaratkan adab itu sebagaimana gandum sedangkan ilmu sebagai garamnya. Gandum harus jauh lebih banyak ketimbang garam agar adonan roti yang terbuat dari gandum dan garam lezat rasanya. Apabila resep itu dibalik, maka adonan tersebut tidak lezat dirasa.
Dari manusia yang beradab tumbuhlah peradaban. Peradaban ada karena sebuah bangsa memiliki adab, dengan adab semua tatanan masyarakat menjadi teratur dan berjalan dengan baik, dan betapa banyaknya peradaban sebuah bangsa menjadi hancur karena pada penerus generasinya kehilangan adab.
“The confusion and corruption of knowledge, which resulted from the loss of adab, is the cause of the downfall of the Muslim civilization.” (Kekacauan dan kerusakan ilmu akibat hilangnya adab adalah penyebab kejatuhan peradaban Islam.) Syed Muhammad Naquib al-Attas.
Lahirnya Pendidikan Islam
Seratus tujuh puluh lima tahun yg lalu tepatnya pada tahun 1850 pada masa pra kemerdekaan tidak ada sekolah-sekolah Islam, sehingga para zending (missionaris) gencar sekali menjalankan misi-misi kristenisasi kepada pribumi di sekolah-sekolah mereka. Mereka mengajarkan ilmu pengetahuan, namun menghilangkan adab. Akibatnya marak sekali anak-anak bangsa, pribumi-pribumi muslim keluar dari agamanya menjadi Kristen.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Sekolah dan pendidikan-pendidikan Islam lahir, termasuk Muhammadiyah, sebagai jawaban dan solusi dari fenomena tersebut. Muhammadiyah dan pergerakan Islam lainnya ingin menbendung sekolah-sekolah Kristen yang merusak pemikiran dan moral anak bangsa.
Menurut Deliar Noer (1982) dalam Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900–1942, kehadiran Muhammadiyah merupakan respons langsung terhadap gencarnya aktivitas zending dan missionaris yang banyak mendirikan sekolah-sekolah di wilayah Jawa dan Sumatra.
Sementara itu, Alwi Shihab (1998) dalam Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia menjelaskan bahwa Muhammadiyah tidak menolak modernitas yang dibawa Barat, melainkan melakukan “Islamisasi terhadap modernitas”, yaitu mengambil sisi positif dari pendidikan modern sambil mempertahankan nilai-nilai keislaman.
Dengan demikian, lahirnya Muhammadiyah dan pergerakan Islam lain tidak dapat dipisahkan dari semangat membendung kolonialisme dan kristenisasi yang dianggap mengancam moral, aqidah, dan identitas bangsa. Melalui jaringan sekolah, rumah sakit, dan lembaga sosial, Muhammadiyah berhasil membentuk sistem pendidikan alternatif yang membangun akal, iman, dan karakter bangsa.
Berilmu dan Beradab
Sebagai mahasiswa yang memiliki kritis, muncul pertanyaan besar, “Selama ini kita mendukung perjuangan mereka dengan menjadi mahasiswa yang menjunjung tinggi adab atau justru sebaliknya?”
Hari ini banyak sekali perguruan tinggi berbasis Islam di negeri ini, namun perilaku kebanyakan mahasiswanya tidak mencerminkan almamater kampusnya yang berlabel Islami. Kebanyakan dari mereka tidak lagi memperhatikan ilmu apa yang diamalkan sebagai adab kepada masyarakat, namun mereka hanya sekedar memikirkan ilmu untuk mendapatkan ipk yang tinggi.
Sangat mungkin hal demikian di atas sebabnya karena mereka benar-benar melupakan kemajuan perabadan Islam, atau sekurang-kurangnya mereka tidak lagi berminat mengembalikan kejayaan itu kembali. Mereka sudah terlalu tersilaukan dengan Barat.
Terdapat suatu kutipan menarik dari buku Misykat karya Prof. Hamid Fahmi Zarkasyi, “Jika umat Islam ingin maju seperti Barat maka ia akan menjadi seperti Barat dan bukan seperti Islam. Dan suatu hari nanti akan ingat keluhan David Thomas atau tangisan Tertulian yang sudah lapuk, “Apalah artinya Athena tanpa Jerussalem.” Maksudnya, apa artinya kemajuan ilmu pengetahuan jika tanpa didukung agama. Apa arti ilmu tanpa iman.
Referensi
1. Hamid Fami Zarkasy. (2018). Misykat: Refleksi tentang westernisasi, Liberilasisasi dan Islam. INSIST
2. Asmoro, S. R., & Nurrohim, A. (2025). Komparasi Antara Tafsir Amin Al Khulli Dan Quraish Shihab Mengenai Kata Syukur Serta Hikmah Yang Terkandung Dalam Surat Luqman : 12 Sebagai Landasan Pendidikan Islam. 11(1), 10–18. https://doi.org/10.30653/003.2025111.365
3. Donesia, D. I. I. I. (2011). Respons muhammadiyah terhadap kristenisasi di indonesia
4. Fatimah, S., & Nurrohim, A. (2025). Revitalisasi Pendidikan Islam sebagai Upaya Kebangkitan Ummat : Analisis Pola Pendidikan Generasi Shalahuddin al-Ayyubi. 11(1), 19–25. https://doi.org/10.30653/003.2025111.370
5. MODEL PENELITIAN PEMIKIRAN ISLAM MODERN : Diwan al-Imam asy-Syafi’i. Cet. Syirkah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Beirut.
6. https://muslim.or.id/21107-pelajarilah-dahulu-adab-dan-akhlak.html
7. https://seekersguidance.org/articles/general-artices/the-loss-of-adab-the-corruption-of-knowledge-and-the-moral-dislocation-of-the-muslim-world-sayyid-naquib-al-attas-allahcentric-blog/
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha



