Mahasantri UMS Terangi Dakwah Mualaf di Kepulauan Mentawai

PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Dakwah Islam di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, berjalan dalam banyak keterbatasan. Namun semangat para dai muda Muhammadiyah tak pernah surut. Di tengah kondisi alam yang menantang dan akses yang terbatas, mereka terus menanamkan nilai-nilai Islam di tengah komunitas mualaf dengan cara yang bijak, membumi, dan penuh keteladanan.
Para dai yang tergabung dalam Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah terus melanjutkan kegiatan dakwah dan pendampingan mualaf di beberapa titik pemukiman di Kepulauan Mentawai.
Salah satunya adalah Muhammad Agus, S.Ag., mahasantri Pondok Hajjah Nuriyah Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), yang tengah menjalankan tugas pengabdian dakwah di wilayah tersebut.
Menurut Agus, medan dakwah di Mentawai tidaklah mudah. Akses menuju perkampungan mualaf masih sulit ditempuh, terlebih saat hujan atau badai datang secara tiba-tiba.
Selain kendala geografis, keterbatasan sumber daya manusia juga menjadi tantangan tersendiri. Jumlah dai masih terbatas, sementara umat Islam, terutama para mualaf, membutuhkan pendampingan yang intensif.
baca juga:
Meski demikian, para mubaligh muda binaan Pondok Shabran tetap berkomitmen hadir di tengah masyarakat. Mereka tidak hanya menyampaikan pesan agama, tetapi juga menjadi sahabat dan penolong bagi para mualaf dalam menjalani kehidupan baru sebagai muslim.
Kegiatan dakwah yang dijalankan cukup beragam — mulai dari pengajian rutin mualaf, bimbingan membaca Al-Qur’an, hingga safari dakwah bulanan.
Bersama masyarakat setempat, para dai juga menginisiasi program pemberdayaan ekonomi melalui usaha KripikMu. Program ini menjadi upaya nyata membantu para mualaf dan warga sekitar agar mandiri secara ekonomi, sekaligus menegaskan bahwa dakwah tidak hanya berhenti di mimbar, tetapi juga menyentuh kesejahteraan umat.
Kehadiran para dai Pondok Shabran UMS di bawah koordinasi LDK PP Muhammadiyah menjadi bukti bahwa semangat Islam berkemajuan dapat tumbuh di mana pun. Dengan kesabaran, keramahan, dan kepedulian, cahaya dakwah terus menyala di ujung barat Nusantara — menerangi hati, mempererat persaudaraan, dan meneguhkan keimanan para mualaf di tengah keberagaman.
Koordinator: Najihus & Fika
Editor: Al-Afasy



