Lima Wasiat Seorang Ayah kepada Anak-anaknya
Lima Wasiat Seorang Ayah kepada Anak-anaknya
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – Islam adalah instrumen bagi pemeluknya untuk menjalani kehidupan yang terarah dan terbingkai dalam keyakinan yang kuat. Seorang yang mengaku sebagai Muslim, maka akan dikenal sebagai pemeluk Islam. Begitu pula dengan penganut agama lain, seperti Kristen yang disebut Kristiani. Setiap agama menjadi “ageman” atau pakaian, yang melambangkan identitas seseorang. Hal ini ditekankan dalam sebuah kajian keluarga yang rutin diadakan setiap malam Senin, di mana penulis, Gus Zul, menyampaikan materi mengenai makna seorang Muslim.
Pada kajian tersebut, anak laki-laki Gus Zul diberi tugas untuk membacakan materi. Dalam pembahasan itu, Gus Zul menjelaskan sebuah wasiat dari Nabi Ibrahim kepada anak-anak dan istrinya, tentang pentingnya menjadi Muslim yang sejati. Wasiat ini tercantum dalam Al-Qur’an, surat Al-Baqarah ayat 132:
“Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. Ibrahim berkata, ‘Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilihkan agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan memeluk Islam.'”
Gus Zul menjelaskan bahwa agama, yang disebut sebagai “ageman” atau pakaian, merupakan alat bagi manusia, khususnya Muslim, untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Islam, sebagai jalan hidup, membantu manusia mencapai kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan tersebut harus dicapai dengan keseimbangan, baik secara spiritual maupun duniawi.
Dalam kesempatan ini, Gus Zul menyampaikan lima wasiat kepada anak-anaknya, yang harus dihayati dengan baik. Wasiat ini dianggap sebagai fondasi dalam menjalani kehidupan sebagai Muslim yang sejati.
1. Kokohnya Aqidah Islam
Aqidah merupakan pondasi utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Gus Zul berpesan agar anak-anaknya tidak pernah menukar aqidah Islam dengan jabatan, kedudukan, atau harta, apa pun risikonya. Dalam menghadapi godaan duniawi, aqidah harus tetap dijaga agar tidak tergoyahkan. Jabatan dan materi hanyalah sementara, sementara iman adalah kekal dan harus dipertahankan sampai akhir hayat.
2. Akhlak yang Baik
Akhlak adalah manifestasi dari ibadah yang sesungguhnya. Gus Zul menyebut akhlak sebagai “pakaian” bagi seorang Muslim. Dengan akhlak yang baik, seseorang akan menjadi pribadi yang cerdas, bukan hanya pintar. Di zaman sekarang, banyak orang yang cerdas secara intelektual, tetapi mengalami krisis akhlak. Oleh karena itu, akhlak yang baik harus dijaga agar tetap menjadi pribadi yang mulia di hadapan Allah dan manusia.
Baca juga, Tarjih Muhammadiyah: Hiburan, Termasuk Game Online Diperbolehkan Asal Tidak Melanggar Syariat
3. Ketegasan dalam Prinsip
Ketegasan adalah kunci dalam mendidik anak-anak agar kuat dan tegar menghadapi kehidupan yang semakin penuh tantangan, terutama di era globalisasi. Gus Zul menekankan pentingnya memiliki prinsip yang kuat dan berani mengambil sikap yang tegas dalam menghadapi situasi sulit. Ketegasan bukan berarti keras hati, tetapi keteguhan dalam memegang prinsip yang benar.
4. Pentingnya Muasabah Diri (Refleksi Kehidupan)
Gus Zul mengajarkan anak-anaknya untuk selalu bermuhasabah, yaitu introspeksi diri terhadap apa yang telah dilakukan dalam hidup. Belajar akuntansi, dalam hal ini, bukan hanya memahami hitungan materi, tetapi juga menghitung amal perbuatan. Apa yang didapat hari ini belum tentu bisa didapat esok hari. Oleh karena itu, setiap orang harus mampu menghitung amal dan merencanakan masa depan dengan baik.
5. Menguasai Teknologi Informasi (IT)
Di era digital ini, teknologi informasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Gus Zul berpesan agar anak-anaknya mampu menguasai teknologi untuk menghadapi perkembangan zaman yang serba cepat. Dengan menguasai IT, seseorang akan mampu beradaptasi dengan perubahan dan tidak tertinggal dari orang lain. Bekal ilmu teknologi akan menjadikan seseorang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Dengan memadukan wawasan agama, prinsip hidup, dan teknologi, Gus Zul berharap anak-anaknya menjadi pribadi yang berilmu, berpikir dalam, serta memiliki visi jauh ke depan. Bekal ilmu dan hati yang bersih akan membuat seseorang maju dan unggul di segala bidang.
Dalam menjalani kehidupan ini, setiap Muslim harus selalu ingat bahwa dunia hanyalah sementara. Bekal utama yang harus dimiliki adalah iman yang kokoh, akhlak yang baik, prinsip yang tegas, dan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sehingga, di akhir hayatnya, seseorang dapat menghadap Allah dalam keadaan sebagai seorang Muslim yang sejati, sebagaimana wasiat yang disampaikan Nabi Ibrahim dan Ya’qub kepada anak-anak mereka.
Editor : M Taufiq Ulinuha