Lima Kriteria Ketua Umum Muhammadiyah Ideal Versi Din Syamsuddin
Makassar – Ketua Umum (ketum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin, MA, punya kriteria sendiri soal sosok ideal yang akan menggantikan dirinya. Ada 5 kriteria ketum Muhammadiyah ideal menurut Din. Apa saja? “Pertama haruslah utama intelek. Pimpinan Pusat Muhammadiyah harus memiliki wawasan Muhammadiyah yang luas dan mendalam. Tak cukup hanya mampu membaca ayat-ayat Alquran, tapi juga harus bisa membaca ayat kauniah,” kata Din di Universitas Muhammadiyah Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Sulsel, Sabtu (1/8/2015).
Kedua, calon ketum Muhammadiyah haruslah pribadi yang merdeka, tak mudah dipengaruhi oleh kekuatan luar, khususnya kekuatan politik. Ketiga, ketum Muhammadiyah harus memiliki kemampuan manajerial yang baik. “Muhammadiyah adalah organisasi besar yang tak lepas dari masalah internal yang harus bisa diselesaikan manajemen yang baik,” ulas Din.
Keempat, Muhammadiyah perlu ketum yang bisa menggerakkan. Tak cukup hanya jadi super manajer, ketum Muhammadiyah juga harus bisa menjadi sang pelopor. “Kelima, perlu memiliki relasi dan komunikasi yang luas dan baik, baik ke dalam maupun ke luar. Apalagi sekarang di Indonesia ada kekuatan-kekuatan lain. Kita perlu menjalin komunikasi, perlu bergaul,” pungkas pria yang juga Ketum MUI ini.
Intervensi Parpol
Sayup-sayup terdengar isu soal intevensi parpol di Muktamar ke-47 Muhammadiyah, khususnya di pemilihan ketum Pimpinan Pusat (PP). Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mendengar juga isu itu, tapi dia yakin pemilih Muhammadiyah tak akan terpengaruh kekuatan parpol. “Sayup-sayup saya dengar, tapi saya nggak percaya. Saya tidak yakin itu efektif. Watak independen kader Muhammadiyah itu sangat kuat, intervensi dari luar tak akan mempan,” kata Din.
Din menjelaskan, sistem pemilihan di Muhammadiyah yang berjenjang tak akan mudah diintervensi pihak luar. Dia yakin tokoh Muhammadiyah yang di-endorse oleh parpol tak akan terpilih jadi PP Muhammadiyah. “Dalam kenyataannya ada, tapi Alhamdulillah tidak mempan. Yang didukung kepentingan politik luar justru ditolak oleh muktamar. Siapapun yang mau intervensi, ya nggak usahlah, bakal tidak ngefek,” ulas Din.
Kabarnya ada seorang ketum parpol yang mendukung tokoh tertentu di Muktamar ke-47 Muhammadiyah. Namun Din yakin, kalau kabar itu benar adanya, tokoh yang didukung itu tak akan menang. “Saya yakin figur-figur Muhammadiyah yang didukung oleh orang luar, apalagi kalau ketahuan, tak akan dipilih,” ujarnya. (Ahmad Toriq/detiknews/editor: Fakhrudin)