Lazismu Wiradesa Himpun Rp13,5 Juta untuk Korban Bencana Aceh–Sumatra

PWMJATENG.COM, PEKALONGAN — Semangat ta’awun warga Muhammadiyah Wiradesa kembali tampak melalui gerakan filantropi terkoordinasi. Bekerja sama dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wiradesa, Lazismu Wiradesa berhasil menggalang dana kemanusiaan bagi korban bencana di Aceh dan Sumatra. Program bertajuk Infak Salat Jumat untuk Korban Bencana Aceh–Sumatra digelar tiga pekan berturut-turut pada 12, 19, dan 26 Desember 2025.
Ketua PCM Wiradesa, Abdul Basit Amin, M.Pd., menyebut inisiatif ini merupakan respons cepat atas musibah yang menimpa saudara sebangsa di ujung barat Indonesia.
“Sebagai satu tubuh, duka mereka adalah duka kita. Kami meminta takmir masjid dan musala Muhammadiyah di Wiradesa mengalokasikan sebagian infak Jumat selama tiga pekan terakhir Desember untuk membantu penyintas bencana,” ujarnya.
Penghimpunan dana dikelola Lazismu Wiradesa sebagai lembaga amil resmi agar setiap rupiah tercatat transparan dan tersalurkan tepat sasaran melalui jaringan Lazismu di lokasi bencana.
Antusiasme jamaah tetap tinggi meski kondisi ekonomi menantang. Kotak-kotak infak yang diedarkan di sela ibadah Jumat mendapat sambutan luas.
Berdasarkan laporan resmi Lazismu Wiradesa per 26 Desember 2025, total dana terkumpul mencapai Rp13.547.000 (tiga belas juta lima ratus empat puluh tujuh ribu rupiah).
Ketua Lazismu KL Wiradesa, H. Slamet Fahrudin, menyampaikan apresiasi.
“Kedermawanan warga Wiradesa sungguh mengharukan. Angka ini bukti nyata kepedulian sosial. Dana segera kami setorkan ke Lazismu tingkat daerah untuk diteruskan ke pusat dalam mendukung pemulihan pascabencana di Aceh dan Sumatra,” jelasnya.
Dana akan digunakan memenuhi kebutuhan dasar pengungsi seperti bahan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan mendesak lainnya. Sebagian dialokasikan untuk pemulihan infrastruktur sederhana dan dukungan psikososial bagi penyintas.
Lazismu Wiradesa menegaskan komitmen akuntabilitas melalui pencatatan dan pelaporan tahap penyaluran bekerja sama dengan Lazismu daerah hingga pusat.
Melalui gerakan ini, PCM Wiradesa berharap budaya tolong-menolong terus terjaga di lingkungan persyarikatan. “Masjid bukan semata pusat ibadah, melainkan juga pusat gerakan sosial-kemanusiaan yang memberi dampak nyata,” tegas perwakilan PCM Wiradesa.
Editor: Al-Afasy



