Kurban dan Sustainable Living: Islam dan Gaya Hidup Ramah Bumi

PWMJATENG.COMΒ βΒ Iduladha bukan sekadar momentum untuk menyembelih hewan kurban, tetapi juga pengingat spiritual tentang kepatuhan, ketulusan, dan pengorbanan. Namun, dalam konteks kekinian, ibadah kurban dapat dimaknai lebih luas, yakni sebagai bagian dari gaya hidup berkelanjutan atau sustainable living. Islam, sebagai agama yang rahmatan lil βalamin, telah menanamkan nilai-nilai kelestarian lingkungan sejak awal, bahkan sebelum istilah “ramah lingkungan” menjadi tren global.
Kurban mengajarkan keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam. Dalam Al-Qurβan, Allah berfirman:
ΩΩΩ ΩΩΩΩΨ§ΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨΩΩΩ ΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΨ§ Ψ―ΩΩ ΩΨ§Ψ€ΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΩΩ°ΩΩΩ ΩΩΩΩΨ§ΩΩΩΩ Ω±ΩΨͺΩΩΩΩΩΩΩΩ° Ω ΩΩΩΩΩ Ω
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
(QS. Al-Hajj: 37)
Ayat tersebut menegaskan bahwa yang utama dari kurban adalah ketakwaan, bukan sekadar ritual menyembelih hewan. Maka, pemilihan hewan kurban yang sehat, perlakuan terhadap lingkungan saat pemotongan, hingga distribusi daging yang adil, semuanya merupakan bagian dari nilai-nilai Islam yang mengarah pada kehidupan berkelanjutan.
Konsep Islam Tentang Lingkungan
Islam sangat menekankan prinsip keseimbangan (mΔ«zΔn) dalam kehidupan. Allah menciptakan segala sesuatu dengan ukuran dan keseimbangan yang tepat:
ΩΩΩ±ΩΨ³ΩΩΩ ΩΨ’Ψ‘Ω Ψ±ΩΩΩΨΉΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΨΆΩΨΉΩ Ω±ΩΩΩ ΩΩΨ²ΩΨ§ΩΩΫ
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan keseimbangan (mΔ«zΔn).” (QS. Ar-Rahman: 7)
Dalam konteks kurban, keseimbangan ini tercermin dari bagaimana umat Islam dianjurkan untuk tidak berlebih-lebihan (israf), termasuk dalam menyembelih hewan. Rasulullah ο·Ί pun pernah menegur orang yang menyembelih lebih dari kebutuhan hanya demi pamer.
Baca juga, Gerakan Ringan demi Kekhusyukan Salat dalam Pandangan Tarjih Muhammadiyah: Menyingkirkan Kucing hingga Mematikan HP
Kurban yang berlebihan tanpa pertimbangan ekologi dapat menimbulkan limbah organik, pencemaran air, dan emisi karbon. Maka, kurban yang dilaksanakan dengan bijak, memperhatikan kesejahteraan hewan, kebersihan lingkungan, serta distribusi yang adil, mencerminkan kepedulian Islam terhadap keberlangsungan bumi.
Distribusi Daging Kurban dan Prinsip Ekonomi Sirkular
Dalam konsep sustainable living, ekonomi sirkular menekankan pemanfaatan sumber daya secara optimal, minim sampah, dan berbasis komunitas. Islam sejak awal telah mencontohkan hal ini. Dalam pembagian daging kurban, umat Islam dianjurkan untuk membaginya dalam tiga bagian: sepertiga untuk keluarga, sepertiga untuk kerabat dan tetangga, dan sepertiga untuk fakir miskin. Ini tidak hanya menciptakan keadilan sosial, tetapi juga menghindari pemborosan.
Lebih lanjut, daging yang dikemas dengan baik, disimpan secara efisien, dan dibagikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan akan memperpanjang manfaat kurban. Komunitas Muslim bahkan bisa menginisiasi pengolahan limbah tulang dan kulit menjadi barang berguna, yang mendukung konsep daur ulang dalam Islam.
Kurban Ramah Lingkungan sebagai Dakwah Kontemporer
Kurban ramah lingkungan adalah wujud dakwah Islam yang relevan dengan tantangan zaman. Ketika dunia menghadapi krisis iklim, kontribusi kecil umat Islam dalam mengelola kurban secara bijak bisa menjadi teladan. Penggunaan kantong ramah lingkungan untuk distribusi, pemanfaatan teknologi pendingin hemat energi, dan edukasi tentang pemotongan hewan yang etis adalah bagian dari aksi nyata.
Rasulullah ο·Ί bersabda:
Ψ₯ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩ ΩΩΨͺΩΨ¨Ω Ψ§ΩΨ₯ΩΨΩΨ³ΩΨ§ΩΩ ΨΉΩΩΩΩ ΩΩΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΨ‘Ω
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan (kebaikan) terhadap segala sesuatu.”
(HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa bahkan terhadap hewan sekalipun, Islam mengajarkan kasih sayang dan tanggung jawab. Kurban bukan ruang untuk menyiksa atau mengabaikan etika lingkungan.
Ikhtisar
Kurban adalah ibadah yang sarat makna spiritual sekaligus sosial dan ekologis. Dalam semangat Iduladha, umat Islam diajak untuk tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menjaga bumi sebagai amanah. Dengan memaknai kurban sebagai bagian dari sustainable living, kita menjadikan Islam sebagai solusi atas krisis lingkungan dan sosial yang dihadapi dunia saat ini. Karena Islam, sejatinya, adalah agama yang mengajarkan cinta pada Sang Pencipta dan seluruh ciptaan-Nya.
Ass Editor : Ahmad; Editor :Β M Taufiq Ulinuha