
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan. Melalui program Pengabdian Dosen Berbasis Pemberdayaan (PDB), UMS mendampingi Kelompok Budidaya (KBD) Suharno di Desa Kaligentong, Kecamatan Gladagsari, Boyolali, dengan menerapkan teknologi sumur dalam dan irigasi tetes.
Program ini difokuskan pada pengembangan budidaya singkong varietas Kingkong, yang selama ini menjadi komoditas unggulan lokal. Kegiatan tersebut mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia. Pendanaan itu dituangkan dalam kontrak PDB bernomor 120.6/A.3-III/LPMPP/V/2025.
Ketua tim pelaksana PDB, Muhtadi, menyampaikan bahwa pendampingan ini merupakan bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi terhadap kebutuhan masyarakat.
“Melalui integrasi sumur dalam dan teknologi irigasi tetes, kami ingin memberikan solusi atas keterbatasan air yang sering dialami petani, khususnya saat musim kemarau. Teknologi ini terbukti efisien, hemat air, dan dapat meningkatkan kualitas bibit singkong Kingkong,” ujar Muhtadi, Rabu (17/9).
Menurutnya, pengabdian ini mencakup pembangunan sumur dalam untuk menjamin ketersediaan air permanen, pemasangan sistem irigasi tetes sederhana, serta pelatihan dan pendampingan bagi petani. Muhtadi menekankan bahwa program tersebut tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas bibit, tetapi juga memperkuat kapasitas petani dalam menguasai teknologi tepat guna.
“Model ini bisa direplikasi di wilayah lain sehingga memberi dampak luas bagi ketahanan pangan berbasis komoditas lokal,” jelasnya.
Muhtadi berharap, sinergi antara perguruan tinggi dan kelompok tani bisa menjadi model kolaborasi yang berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa peningkatan kesejahteraan petani harus berjalan beriringan dengan upaya menjaga kelestarian sumber daya alam.
Baca juga, Relatifitas dalam Perspektif Islam
“Kami memandang, kegiatan pendampingan ini tidak hanya memperkuat daya saing komoditas singkong Kingkong di Boyolali, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat desa berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,” paparnya.
Ia menilai, peran perguruan tinggi penting dalam menghadirkan solusi nyata bagi masalah klasik yang dihadapi petani, khususnya terkait ketersediaan air. Oleh karena itu, kehadiran UMS melalui program PDB diharapkan dapat membuka peluang inovasi lebih luas di bidang pertanian desa.

Sementara itu, Suharno selaku ketua kelompok tani mitra program mengungkapkan rasa syukur atas pendampingan dari UMS. Ia menuturkan bahwa sebelum adanya program ini, petani di desanya sering kali kesulitan mendapatkan air pada musim kemarau.
“Kami selama ini kesulitan air ketika musim kemarau. Dengan adanya sumur dalam dan irigasi tetes, bibit singkong bisa tumbuh lebih seragam dan tidak banyak yang mati. Kami sangat terbantu, apalagi ada pelatihan sehingga petani di sini bisa mengelola sendiri,” jelas Suharno.
Ia menambahkan, teknologi tersebut memberi dampak langsung pada peningkatan produktivitas. Petani kini tidak hanya mampu menjaga bibit tetap hidup, tetapi juga bisa menghasilkan bibit yang lebih sehat dan berkualitas. Menurutnya, hal itu membuka peluang peningkatan pendapatan bagi kelompok tani.
Kolaborasi antara UMS dan kelompok tani Kaligentong diharapkan mampu menciptakan ketahanan pangan berbasis komoditas lokal. Muhtadi menilai, keberhasilan program ini akan menjadi contoh baik bagi wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa.
Kontributor : Roselia
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha