AUMBerita

Kreatif! UMS Bawa Permainan Tradisional untuk Ajarkan Matematika di Malaysia

PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memperkenalkan cara baru belajar matematika yang unik di Sanggar Belajar Sungai Buloh, Malaysia. Melalui program pengabdian masyarakat, tim dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS menghadirkan pembelajaran matematika berbasis permainan tradisional Indonesia.

Program bertajuk “Penguatan Rasa Cinta Tanah Air Indonesia melalui Pembelajaran Matematika Berbasis Permainan Tradisional” itu diikuti oleh empat guru dan 39 siswa kelas dua sekolah dasar.

Dosen Pendidikan Matematika UMS, Naufal Ishartono, memimpin langsung jalannya program. Ia bersama tim memperkenalkan tiga permainan tradisional Indonesia yang disesuaikan dengan konsep matematika. Permainan bentik digunakan untuk melatih operasi bilangan, engklek untuk memahami geometri, sedangkan dakon dipakai untuk mengajarkan perkalian dan pembagian.

Dalam keterangan resminya, Naufal menjelaskan tujuan utama program ini adalah mengubah cara pandang anak-anak terhadap matematika. “Matematika sering dianggap sulit dan membosankan. Melalui pendekatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa matematika bisa dipelajari dengan cara yang menyenangkan sekaligus menumbuhkan kecintaan pada budaya Indonesia,” ujarnya dalam sambungan daring, Sabtu (13/9).

Selain permainan, pembelajaran juga dipadukan dengan teknologi modern. Tim UMS menggunakan aplikasi Geogebra yang diberi sentuhan motif batik. Perpaduan itu dirancang agar anak-anak tidak hanya memahami konsep matematika, tetapi juga tetap dekat dengan identitas budaya Indonesia meski berada di luar negeri.

Baca juga, Tafsir: Islamisasi Jawa Bukan Lewat Penaklukan Melainkan Pendekatan Budaya

Hasil evaluasi program menunjukkan perkembangan signifikan. Kompetensi guru dalam merancang pembelajaran berbasis budaya meningkat hingga 89 persen. Sementara itu, motivasi belajar siswa melonjak mencapai 92 persen. Para guru yang mengikuti kegiatan pun mengaku antusias untuk menerapkan metode ini di pembelajaran mereka berikutnya.

Meski menghadapi perbedaan kemampuan matematika antar siswa, tim pengabdian UMS berhasil mengatasi tantangan itu. Mereka menerapkan strategi pembelajaran diferensiasi dengan memberi pendampingan sesuai kebutuhan masing-masing anak. Cara ini membuat semua siswa tetap bisa aktif berpartisipasi.

Menurut Naufal, pendekatan budaya bukan hanya relevan bagi anak-anak diaspora di luar negeri, tetapi juga bagi sekolah-sekolah di Indonesia. “Kami berharap metode ini bisa menjadi model pembelajaran inovatif yang menyatukan kompetensi akademik dengan penguatan karakter serta identitas kebangsaan,” tuturnya.

Program pengabdian yang berlangsung pada 26-28 Februari 2025 ini pun menghasilkan sejumlah rekomendasi. Tim UMS mendorong adanya pengembangan lebih lanjut dengan menambah variasi permainan tradisional lain, serta pembuatan modul digital lintas budaya. Harapannya, langkah tersebut mampu menjangkau lebih banyak anak-anak Indonesia di luar negeri sekaligus memperkuat semangat cinta tanah air di tengah arus globalisasi.

Kontributor : Genis
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE