
PWMJATENG.COM, Surakarta – Semangat membangun ekonomi Islam yang tangguh kembali bergema di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Melalui kegiatan Pendidikan Dasar Perkoperasian (DIKSARKOP) 2025, Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UMS bertekad mencetak kader koperasi yang adaptif, inovatif, dan solutif dalam menghadapi tantangan zaman. Acara ini berlangsung di ruang 101 Ma’had Abu Bakar UMS.
Dengan mengusung tema “Mewujudkan Kader Koperasi yang Adaptif, Inovatif, dan Solutif sebagai Agent of Change Menuju Ekonomi Islam yang Berkelanjutan,” kegiatan tersebut menjadi langkah awal pembentukan karakter anggota koperasi muda yang visioner dan siap menghadapi era dinamis.
Ketua KOPMA UMS 2025, Ahmad Satrio Imaduddin, menjelaskan bahwa tema tersebut diangkat agar anggota KOPMA lebih peka terhadap perubahan sosial dan ekonomi yang cepat terjadi. Ia menegaskan pentingnya kader koperasi untuk tidak hanya memahami nilai dasar perkoperasian, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman dengan ide-ide segar dan solusi kreatif.
“Tema ini diangkat agar anggota KOPMA lebih peka terhadap lingkungan serta mampu menghadapi perubahan zaman dengan solusi dan inovasi yang relevan,” ujar Ahmad Satrio, Selasa (21/10).
Menurutnya, DIKSARKOP merupakan kegiatan tahunan yang dirancang untuk memperkenalkan dunia perkoperasian kepada anggota baru sekaligus membekali mereka dengan dasar-dasar kewirausahaan. Ia menambahkan, kegiatan ini diharapkan melahirkan kader koperasi yang tak sekadar memahami teori, tetapi juga mampu mengimplementasikan semangat ekonomi Islam dalam praktik.
“Kegiatan ini menjadi langkah awal mencetak generasi muda koperasi yang memahami nilai-nilai dasar perkoperasian, sekaligus mampu merespons perubahan zaman dengan solusi yang kreatif dan Islami,” katanya.
Ketua panitia DIKSARKOP 2025, Adib Rosyadi, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan gerbang awal bagi anggota baru untuk mengenal lebih dalam dunia koperasi. Ia berharap peserta dapat memperluas wawasan dan memahami peran strategis koperasi dalam mengatasi kesenjangan ekonomi di era modern.
Baca juga, Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1447 H
“Acara ini adalah pondasi awal bagi anggota baru untuk memahami dasar-dasar serta memperluas wawasan mereka terkait kewirausahaan dan perkoperasian, agar mampu menghadapi tantangan ekonomi masa kini,” tutur Adib.
Kegiatan yang digelar pada Sabtu (19/10) itu diisi dengan berbagai materi, mulai dari pengenalan KOPMA UMS, dasar-dasar koperasi, kepemimpinan, hingga pelatihan kewirausahaan. Salah satu sesi yang paling menarik perhatian peserta adalah materi kewirausahaan yang dibawakan oleh Muhammad Shemi Elshalaraz.

Dalam penyampaian materinya, Shemi menekankan pentingnya memiliki nilai tambah di luar kemampuan akademik. “Kuliah saja tidak cukup. Dunia kerja sekarang mencari orang yang punya value, bukan cuma nilai. Dan yang terpenting adalah skill mahal, seperti kemampuan bekerja sama, adaptif, dan memiliki empati,” ucapnya.
Ia juga menegaskan bahwa generasi muda perlu menanamkan pola pikir produktif, di mana gaji bukanlah satu-satunya tujuan, melainkan pertumbuhan diri yang berkelanjutan. “Gaji itu penting, tetapi growth jauh lebih vital,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu peserta, Akmal Muhajir, mengaku mendapatkan banyak pelajaran berharga dari kegiatan ini. Menurutnya, DIKSARKOP memberikan pemahaman mendalam mengenai sistem, prinsip, dan jenis koperasi yang akan menjadi bekal bagi calon anggota.
“Alhamdulillah, dari kegiatan DIKSARKOP ini saya memahami dasar-dasar perkoperasian, mulai dari sistem hingga prinsipnya. Saya berharap ini menjadi langkah awal untuk mengenal KOPMA lebih jauh dan menerapkan ilmu yang diperoleh guna berkontribusi aktif dalam KOPMA UMS ke depan,” kata Akmal.
Kontributor : Farhan
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha