PWMJATENG.COM, Surakarta – Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Muhammadiyah bekerja sama dengan Pondok Hajjah Nuriyah Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terus berupaya memperkuat dakwah Islam di berbagai pelosok Nusantara. Melalui program dakwah di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T), LDK berperan penting dalam menjaga harmoni keislaman dan kebangsaan. Dakwah menjadi kebutuhan mendesak yang terus beradaptasi dengan tuntutan zaman.
Salah satu dai pengabdian dari Pondok Shabran UMS, Rahmat Balaroa, membagikan pengalamannya dalam berdakwah di Pulau Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana. Menurutnya, tantangan dakwah di daerah ini tidaklah mudah, terutama karena akses yang terbatas ke pemukiman muslim dan hambatan lain di lapangan.
“Dengan semangat dakwah, LDK selalu mendukung para dai yang mengabdi di kawasan minoritas, terpencil, dan rentan. Peran mereka sangat signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Rahmat pada Selasa (8/10).
Rahmat menjelaskan bahwa dakwah di daerah 3T ini memiliki kontribusi besar dalam memberikan pendidikan agama kepada masyarakat setempat. Para dai yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia menjadi tulang punggung dalam membuka akses pendidikan agama, yang kerap terabaikan di daerah-daerah tersebut.
“Peran dai sangat krusial, terutama di daerah yang minim akses pendidikan. Mereka menjadi garda terdepan dalam memperkenalkan ajaran Islam dan mengedukasi masyarakat setempat tentang nilai-nilai agama,” tambahnya.
Rahmat, yang ditugaskan di Jembrana, Bali Barat, mengakui bahwa tantangan fisik dan logistik merupakan salah satu hambatan utama. Akses jalan yang sulit menuju pemukiman muslim menjadi masalah utama. Selain itu, kondisi lingkungan sekitar juga sering kali menyulitkan.
Baca juga, Kalibrasi Kompas Moral Kader IMM
“Di sana, akses menuju pemukiman muslim sangat terbatas, dan hewan peliharaan yang berkeliaran sering kali menjadi penghalang,” ungkapnya.
Meski menghadapi banyak tantangan, Rahmat menegaskan bahwa pengabdiannya di Jembrana memiliki makna mendalam, terutama dalam membangun pendidikan agama di tingkat akar rumput. Fokus utamanya adalah memperkuat pendidikan melalui diskusi-diskusi komunitas dan kajian keagamaan di masjid.
“Kami lebih fokus pada pengembangan pendidikan dengan mengadakan diskusi komunitas dan kajian agama di masjid-masjid,” ujarnya.
Selain dukungan moril, LDK Muhammadiyah juga memberikan apresiasi dan dukungan ekonomi kepada para dai yang bertugas di daerah 3T. Dukungan ini menjadi suntikan semangat bagi mereka untuk terus berjuang, khususnya dalam mendidik masyarakat muslim pedalaman dan para mualaf.
“Dukungan dari LDK sangat berarti bagi kami. Apresiasi moril dan ekonomi yang diberikan memberi semangat tambahan dalam berdakwah, khususnya di daerah pedalaman,” tambah Rahmat.
Rahmat juga berharap agar LDK ke depan dapat lebih baik dalam memetakan penugasan para dai berdasarkan kemampuan masing-masing. Menurutnya, komunikasi yang baik antara dai dan LDK juga perlu ditingkatkan agar tidak ada kendala dalam pelaksanaan dakwah di lapangan.
“Harapan saya, LDK bisa memetakan para dai sesuai dengan kemampuannya dan membangun komunikasi yang baik dengan lokasi pengabdian. Hal ini sangat penting agar kami tidak terkendala dalam melaksanakan tugas dakwah,” tutup Rahmat.
Kontributor : Fika/Najihus
Editor : M Taufiq Ulinuha