Khutbah Jum’at: Meningkatkan Takwa dengan Menjaga Habluminallah dan Mempererat Habluminannas
Khutbah Jum’at: Meningkatkan Takwa dengan Menjaga Habluminallah dan Mempererat Habluminannas
Oleh : Panji Nurrahman (Penyuluh Agama Islam di KUA Kec. Sampara, Kab. Konawe, Prov. Sulawesi Tenggara)
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اما بعـد ,قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Hadirin Sidang Jama’ah Juma’at yang berbahagia
Selaku khatib, tidak lupa kami memberikan wasiat kepada seluruh Jama’ah untuk senantiasa berusaha meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan cara mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, karena sebaik-baik bekal menuju kehidupan akhirat adalah takwa dengan kualitas yang paling tinggi kepada Allah SWT.
وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ
Artinya: Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa
Hadirin Sidang Jama’ah Juma’at yang berbahagia
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (QS. Al-Imran : 102)
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan ayat ini bahwa sebagai hamba Allah kita diperintah untuk bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya yaitu dengan sepenuh jiwa dan raga melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan Allah. Selain itu, Ibnu Katsir menambahkan bahwa teruslah meningkatkan iman dan takwa semasa hidup agar kita dimatikan dalam keadaan beriman dan bertakwa kepada Allah. Hal tersebut sebagaimana sunatullah yang telah Allah tetapkan bahwa seseorang akan dimatikan dalam keadaan sesuai dengan kebiasaannya. Artinya, orang yang semasa hidupnya senantiasa bertakwa kepada Allah, maka ia akan mati dalam keadaan bertakwa kepada Allah.
Hadirin Sidang Jama’ah Juma’at yang berbahagia
Takwa adalah konsep sentral dalam ajaran Islam. Dalam bahasa Arab, takwa berasal dari kata “وَقَى” (waqa) yang artinya melindungi, menjaga, atau menjaga diri dari segala yang membahayakan atau membawa mudharat (kebinasaan). Sedangkan dalam konteks beragama, takwa merujuk pada sikap hati yang penuh dengan kesadaran untuk selalu berada dalam keridha’an Allah SWT, serta menghindari segala bentuk perbuatan yang dapat mendekatkan diri pada kemurkaan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 13, sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat : 13)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia diciptakan beragam bukan untuk saling menjelekkan (bermusuhan) tetapi agar bersaudara dan saling mengenal serta Allah juga menjelaskan bahwa keutamaan seseorang hamba di hadapan-Nya bukanlah tergantung pada keturunan, harta, atau kedudukannya, melainkan atas dasar takwa yang ia miliki. Takwa menjadi ukuran utama dalam menentukan nilai seseorang di sisi Allah SWT.
Hadirin Sidang Jama’ah Juma’at yang berbahagia
Takwa adalah senjata spiritual bagi seorang Muslim dalam mengarungi kehidupan. Dengan memiliki takwa, kita dapat mencapai keberkahan dan kebahagiaan di dunia ini dan di kehidupan akhirat kelak. Rasulullah SAW. bersabda dalam sebuah hadits yang ditulis dalam kitab hadits Arba’in, hadits yang ke-18 sebagai berikut:
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya: “Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada. Iringilah keburukan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapus keburukan tersebut. Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi).
Baca juga, Ketua PWM Jawa Tengah Soroti Keadilan Energi di Talk Show Fikih Lingkungan UIN Walisongo
Hadits tersebut menjelaskan kepada kita tiga hal penting yaitu; Pertama, bertakwa kepada Allah di mana pun dan dalam keadaan apa pun kita, baik dalam keadaan senang maupun susah. Kedua, perbanyak berbuat kebaikan agar perbuatan baik tersebut dapat menutupi perbuatan-perbuatan buruk yang pernah kita lakukan. Ketiga, perbaikilah hubungan kita dengan sesama manusia dengan cara bergaul atau berteman dengan menggunakan akhlak-akhlak mulia sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Hadirin Sidang Jama’ah Juma’at yang berbahagia
Para Ulama’ telah sepakat bahwa pada dasarnya Takwa itu dibangun atas dua instrumen utama. Instrumen pertama adalah hubungan vertikal antara hamba dan sang pencipta atau dikenal dengan istilah habluminallah dan yang kedua adalah hubungan horizontal antara manusia dengan manusia atau yang dikenal dengan istilah habluminannas. Kedua instrumen tersebut haruslah dimiliki oleh seorang muslim. Tidak boleh seorang muslim baik ibadahnya tetapi buruk hubungannya dengan saudaranya, dan tidak boleh pula sebaliknya, baik hubungannya dengan saudaranya tetapi buruk ibadahnya. Oleh karena itu, ciri-ciri hamba yang memiliki kualitas takwa yang terbaik adalah hamba yang baik hubungannya dengan Allah dan baik pula hubungannya dengan sesama manusia.
Hadirin Sidang Jama’ah Jum’at yang berbahagia
Meningkatkan hubungan dengan Allah SWT (habluminallah) dapat kita lakukan dengan mengerjakan segala perintah Allah dan Menjauhi segala larangan-Nya. Contohnya dengan senantiasa mengerjakan shalat lima waktu dan menambahnya dengan shalat-shalat sunnah, melaksanakan puasa ramadhan dan puasa-puasa sunnah, memperbanyak membaca. Mempelajari dan memahami Al-Qur’an, serta ibadah-ibadah ritual lainnya yang kaitannya dengan hubungan hamba dengan Allah SWT sebagai sang pencipta.
Kemudian, tidak lengkap jika ibadah yang kita lakukan tidak kita barengi dengan menjaga habluminannas. Oleh karena itu cara untuk mempererat habluminannas dapat dilakukan dengan cara-cara seperti bersikap rendah hati dan tidak menyakiti hati saudara kita, berbicara dengan bijaksana dan menggunakan bahasa yang baik dan sopan, berbuat baik tanpa pamrih, saling tolong menolong, dan banyak lagi. Apalagi di era digital seperti sekarang ini, bukan hanya lisan yang perlu dijaga, namun jari juga perlu dijaga agar tidak membuat ketikan-ketikan yang dapat merusak habluminannas.
Hadirin Sidang Jama’ah Jum’at yang berbahagia
Dalam kitab Syu’abul Îmân, ditulis oleh Imam Al-Baihaqi, beliau menjelaskan bahwa pernah suatu ketika, ada sahabat yang bertanya kepada Baginda Nabi Muhammad saw.:
“Ya Rasulullah, Sesungguhnya Fulan melakukan ibadah malam dengan rutin, ia juga bersedekah, tapi ia menyakiti tetangga-tetangga dengan mulutnya.”
Rasul pun kemudian menjawab:
“Ia tak punya kebaikan sama sekali. Dia termasuk ahli neraka.”
Rasul ditanya lagi;
“Si Fulana itu shalat hanya yang wajib-wajib saja. Dia menyedekahkan beberapa potong roti dan keju, namun dia tidak pernah menyakiti hati tetangganya.”
Rasul kemudian menjawab;
“Dia termasuk ahli surga.”
Kisah tersebut mengajarkan satu pelajaran penting bahwa orang yang meskipun baik dan rajin ibadahnya tetapi tidak baik hubungannya dengan tetangganya maka ia adalah ahli neraka. Sedangkan orang yang meskipun ibadahnya biasa saja tetapi baik hubungannya dengan tetangganya maka ia termasuk ahli surga.
Hadirin Sidang Jama’ah Jum’at yang berbahagia
Demikian khutbah Jum’at yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini, semoga kita semua tergolong hamba-hamba Allah yang senantiasa selalu bertakwa kepada-Nya dengan menjaga hubungan baik kita dengan-Nya serta menjaga hubungan baik kita dengan saudara-saudara kita. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ ,أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah kedua:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ
Editor : M Taufiq Ulinuha