Khazanah IslamKhutbah

Khutbah Jumat: Internalisasi Nilai Spiritual Bulan Sya’ban dalam Menghadapi Musibah

Khutbah Jumat: Internalisasi Nilai Spiritual Bulan Sya’ban dalam Menghadapi Musibah

Oleh : Dr. Kyai Sumarno, S.Pd.I, M.Pd.I. (Ketua Majelis Tarjih PDM Kabupaten Pekalongan)

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لاَ يُعْجِزُهُ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاوَاتِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَيَّدَهُ اللهُ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُعْجِزَاتِ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ السَّابِقِيْنَ إِلَى الْخَيْرَاتِ، أَمَّا بَعْدُ

 فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، : ﴿يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ٧٠ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا ٧١ ﴾ ( الاحزاب/33: 70-71) أَمَّا بَعْدُ، فَقَالَ خَيْرُ الْأَنْبِيَاءِ: عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Segala puji hanya milik Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kita nikmat Iman, Islam dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di masjid yang penuh berkah ini untuk melaksanakan perintah Allah Swt dalam surat Al Jumu’ah ayat : 9

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan salat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. 62: Al-Jumu’ah :9),

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang istiqamah mengikuti sunnah beliau hingga akhir zaman. Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Semoga dengan ketakwaan tersebut, hidup kita senantiasa diberkahi dan dijauhkan dari berbagai musibah serta ujian yang berat.

Sekarang kita telah memasuki bulan Sya’ban 1446 H. Bulan Sya’ban adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Dalam bulan ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperbanyak ibadah, terutama puasa sunah. Hal ini diceritakan dalam hadis dari ummul mukminin, Aisyah r.a. :

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ : لَا يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ : لَا يَصُومُ. فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا. (متفق عليه)

Artinya: Dari Aisyah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw melakukan puasa sampai-sampai kami berkata: Beliau tidak (pernah) berbuka, dan beliau berbuka sampai-sampai kami berkata: Beliau tidak melakukan puasa. Lalu Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw berpuasa sebulan penuh, melainkan di bulan Ramadan. Dan Aku juga tidak pernah melihat beliau banyak melakukan puasa, melainka di bulan Sya’ban. (Hadis Muttafaq ‘Alaih)

Hadits ini memberikan pelajaran berharga kepada kita bahwa dibulan Sya’ban adalah momentum untuk memperbaiki hubungan spiritual kita dengan Allah Swt dan sekaligus upaya mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Nilai Spiritual Bulan Sya’ban dalam Menghadapi Musibah; Dari perspektif teologis, Sya’ban mengajarkan kita pentingnya introspeksi diri dan memperbanyak amal kebaikan sebagai bekal menghadapi berbagai musibah dalam hidup. Ketika musibah datang, baik berupa bencana alam; seperti banjir, longsor, gempa bumi maupun ujian pribadi, kita perlu mengingat bahwa semua itu adalah ujian dari Allah Swt yang memiliki hikmah besar di baliknya.

Baca juga, Tapak Suci UMS: Membangun Tradisi Juara dari Kampus ke Kancah Nasional

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 155-157 :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ

Artinya: Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali) Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 2: Al-Baqorah :155-157) .

Dalam ayat ini, Allah mengingatkan bahwa ujian adalah bagian dari sunnatullah yang harus dihadapi dengan kesabaran dan keimanan. Musibah dalam perspektif pedagog mengajarkan nilai ketahanan diri

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Dalam menghadapi musibah, kita perlu menginternalisasi nilai-nilai pedagogis yang diajarkan oleh Islam, yaitu membentuk pribadi yang tangguh, sabar, dan memiliki empati terhadap sesama.

  1. Pembiasaan Ibadah: Bulan Sya’ban adalah waktu yang tepat untuk membiasakan diri dengan ibadah seperti puasa, doa, dan membaca Al-Qur’an. Pembiasaan ini akan membentuk ketahanan spiritual dalam menghadapi musibah.
  2. Pembelajaran dari Sejarah: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya menghadapi berbagai musibah dengan sabar dan tawakal. Kisah mereka dapat menjadi teladan bagi kita dalam menghadapi kesulitan hidup.
  3. Penguatan Solidaritas Sosial: Musibah mengajarkan kita untuk saling peduli dan membantu sesama. Bulan Sya’ban adalah momentum yang tepat untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah.
  4. Refleksi dan Evaluasi: Dalam menghadapi musibah, penting untuk selalu introspeksi diri. Renungkan apa hikmah yang Allah ingin ajarkan kepada kita. Jadikan musibah sebagai media pembelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
  5. Menumbuhkan Optimisme: Menghadapi musibah dengan optimisme adalah sikap yang diajarkan dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Artinya: Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.(HR. Muslim, no. 2999)

Marilah kita jadikan bulan Sya’ban ini sebagai waktu untuk memperkuat hubungan kita dengan Allah Swt dan sesama manusia. Dengan demikian, musibah yang terjadi adalah sarana untuk mengingat sang pemberi musibah, upaya untuk meningkatkan kualitas keimanan, yang pada akhirnya menumbuhkan rasa cinta yang mendalam kepada Allah Swt setelah merasakan kenikmatan di balik musibah yang menimpanya. Mahasuci Allah yang senantiasa memberikan yang terbaik untuk makhluk-Nya.   Semoga kita semua senantiasa dijadikan orang-orang yang mampu menyikapi segala musibah sebagai sarana peningkatan iman dan takwa. Sehingga hilangnya musibah berbekas kebahagiaan baik untuk dunia maupun akhirat. Wallahu a’lam bish shawab.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE