Khutbah Jumat: Hikmah Musibah dalam Pandangan Islam
Khutbah Jumat: Hikmah Musibah dalam Pandangan Islam
Oleh : Dr. Kyai Sumarno, S.Pd.I, M.Pd.I. (Mudir IMBS Pekajangan dan Ketua Majelis Tarjih PDM Kab Pekalongan)
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ، وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا، ضَاعَفَ بِفَضْلِهِ الْحَسَنَاتِ، وَرَفَعَ لِأَصْحَابِهَا الدَّرَجَاتِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لاَ يُعْجِزُهُ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاوَاتِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَيَّدَهُ اللهُ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُعْجِزَاتِ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ السَّابِقِيْنَ إِلَى الْخَيْرَاتِ، أَمَّا بَعْدُ : فَاتَّقُواْ اللهَ تَعَالَى بِالتَّقَرُّبِ إِلَيْهِ بِمَا يُرْضِيْهِ، وَالاِبْتِعَادِ عَمَّا يُغْضِبُهُ وَيُؤذِيْهِ؛ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌ ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
Jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah
Sudah menjadi rahasia umum, bencana alam adalah sesuatu yang tidak dapat terduga walaupun sudah banyak bermunculan berbagai alat pendeteksi. Setelah bencana alam terjadi, sebagian orang justru sibuk menyalahkan orang lain yang menjadi penyebab datangnya bencana alam tersebut.Tudingan terhadap golongan yang dianggap melakukan maksiat paling banyak terjadi. Padahal menurut Quraish Shihab bisa jadi justru orang yang menuding itulah orang yang sering menjadi penyebab datangnya bencana.
Dalam Agama Islam musibah diartikan peristiwa yang tidak menyenangkan, kesulitan dan kesusahan. Sedangkan secara istilah musibah diartikan semua peristiwa buruk yang menimpa manusia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat telah terjadi 74 kejadian bencana di Indonesia, dengan banjir sebagai bencana yang paling dominan, Musibah-musibah ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, mengingat Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap berbagai bencana alam.
Bencana yang terjadi di Indonesia awal Tahun 2025 antara lain; Banjir di Batam: Pada 10-12 Januari 2025, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan banjir parah di Batam. Banjir ini tidak hanya berdampak pada wilayah Batam, tetapi juga mempengaruhi negara tetangga, Singapura (sumber Kompas Nasional), Erupsi Gunung Apil: Di awal tahun 2025, tiga gunung api di Indonesia terpantau mengalami erupsi. Meskipun detail spesifik mengenai gunung yang erupsi tidak disebutkan, (sumber CNBC Indonesia) Becana di Pekalongan, Jawa Tengah: Pada 21 Januari 2025, hujan deras menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di sembilan desa di Kabupaten Pekalongan. Peristiwa ini mengakibatkan setidaknya 21 korban jiwa dan berpotensi bisa bertambah, dengan beberapa orang masih dilaporkan hilang. Selain itu, 25 rumah, sebuah bendungan, dan tiga jembatan utama rusak parah. Sekitar 300 warga terpaksa mengungsi ke tempat penampungan sementara (sumber apnews.com) Gempa Bumi: Pada 23 Januari 2025, gempa berkekuatan 2,6 magnitudo mengguncang Kota Bogor. Meskipun tidak dilaporkan adanya kerusakan signifikan, peristiwa ini menambah daftar aktivitas seismik di Indonesia pada tahun tersebut (sumber wartakota.tribunnews.com)
Adapun musibah bisa berupa kesenangan ataupun kesengsaraan dengan tujuan untuk menguji manusia. Dalam Al Quran Surah Al Ankabut : 2 disebutkan:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُوْنَ
Artinya : “Apakah manusia itu mengira bahwasanya mereka akan dibiarkan begitu saja setelah mengucapkan ‘Kami beriman’ sementara mereka tidak akan mendapatkan cobaan dan ujian” (QS. Al-‘Ankabuut:2)
Jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah
Agama Islam mengajarkan bahwa cobaan dan ujian baik itu kesenangan atau kesusahan pasti akan diterima oleh manusia untuk menguji kadar keimanan setiap manusia yang mengaku beriman hanya kepada Allah Swt. Ujian dari Allah bermacam macam ada yang dari dirinya sendiri misalnya sakit tak kunjung sembuh, atau yang berkaitan dengan anak keturunannya tidak patuh kepada orang tua, suka berbuat onar, maksiat dan lain-lain dapat juga rasa takut kelaparan tidak punya harta,dan kedudukan. Tapi ketahuilah bahwa Allah Swt tidak seburuk seperti yang hamba sangkakan melainkan dibalik musibah yang diberikan kepada manusia Allah Swt mempunyai maksud yang baik agar manusia dapat mengambil pelajaran dari musibah dan bencana untuk menjadi peringatan bagi manusia agar Kembali kepada agamanya, syariatnya. Dan dapat berpikir bahwa semua bencana yang terjadi seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor adalah akibat dosa yang dilakukan umat manusia. Seperti yang terdapat dalam QS As Syura : 30
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
Artinya :Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu (Qs As Syura;30).
Allah Swt menegaskan bahwa dialah yang menjadikan bumi tenang maka alam semesta akan memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi manusia dan semua makhluk didalamnya. Akan tetapi ketika manusia membangkang kepadaNya maka sangat mudah bagi Allah Swt untuk mengguncang bumi, memporak porandakan bumi dan menurunkan siksanya dari langit. Dan ketika peristiwa itu terjadi siapakah yang dapat menyelamatkan diri. Tujuan Allah Swt memberikan musibah adalah agar manusia menyesali dosa, bertaubat, berhenti dari kedurhakan, mengevaluasi diri. Pelajaran yang bisa diambil dari semua musibah yang terjadi agar manusia menyadari bahwa peringatan, ujian dan hukuman karema dosa yang melampaui batas. Perilaku membiarkan kesyirikan, kemaksiatan, zina, lesbi, homoseks, meninggalkan kewajiban sholat, kemungkaran, berbuat dzalim adalah faktor terjadinya musibah. Dan jangan lupa pula kesenangan yang bertubi-tubi harta berlimpah, anak keturunan yang banyak, dan kemewahan lainnya adalah bentuk ujian juga apakah manusia yang diberi kesenangan dunia akan tetap beriman dan menggunakan untuk meramal sholeh.
Menurut Syekh Izuddin bin Salam sebagaimana dijelaskan dalam kitab Irsyadul Ibad, sesungguhnya musibah yang menimpa orang mukmin tidak mengandung pahala, sebab musibah bukanlah atas usahanya. Akan tetapi, pahala itu terletak pada kesabaran atas musibah tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa apa pun bentuknya musibah adalah sebuah cobaan dari Allah untuk makhluknya yang di dalamnya mengandung maksud dan tujuan baik bagi yang menerimanya. Tinggal bagaimana menyikapinya: sabar atau justru ingkar.
Baca juga, Turnamen Nasional Tapak Suci UMS Sukses Besar! Bakal Jadi Agenda Tahunan?
Dengan demikian, musibah adalah sarana untuk mengingat sang pemberi musibah, upaya untuk meningkatkan kualitas keimanan, yang pada akhirnya menumbuhkan rasa cinta yang mendalam kepada Allah setelah merasakan kenikmatan di balik musibah yang menimpanya. Mahasuci Allah yang senantiasa memberikan yang terbaik untuk makhluk-Nya. Semoga kita semua senantiasa dijadikan orang-orang yang mampu menyikapi segala musibah sebagai sarana peningkatan iman dan takwa. Sehingga hilangnya musibah berbekas kebahagiaan baik untuk dunia maupun akhirat. Wallahu a’lam bish shawab.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah ke-2
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا : أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
Ya Allah, Engkaulah Tuhan kamiTuhan pemilik langit dan bumi, di hari Jumat yang mulia ini. Ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang tua kami, dosa-dosa anak-anak kami dosa-dosa pemimpin kami dan dosa-dosa orang orang mukmin dan mukminat baik yang masih hidup maupun yang telah menghadap-Mu
Ya Allah, bimbing kami agar kami mampu menjadi hamba-Mu yang beriman dan bertakwa
Ya Rabbana, hindarkan kami dari fitnah, musibah dan cobaan-cobaan yang tak mampu kami tanggung, hindarkan kami dari beban yang kami tak mampu panggul
اللَّهُمّ إِنّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَخَيْرَ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ؛ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّمَافِيْهَا وَشَرِّمَا أَرْسَلْتَ بِهِ
Ya Allah, aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang di dalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi dan keburukan atas apa yang terjadi di dalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ;عِبَادَاللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha