Khutbah Jumat: Bersyukur Atas Pencapaian
Khutbah Jumat: Bersyukur Atas Pencapaian
Pembukaan Khutbah (Bagian Pertama)
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا. من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.
Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan memohon ampunan-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari keburukan jiwa dan amalan buruk kita. Barang siapa yang diberikan petunjuk oleh Allah, maka tiada yang dapat menyesatkannya. Barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tiada yang dapat memberi petunjuk kepadanya. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Hadirin yang dimuliakan Allah, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga Allah memberi kita taufik dan hidayah dalam setiap langkah kehidupan kita.
Hadirin yang dimuliakan Allah, pada kesempatan yang penuh berkah ini, saya ingin mengajak kita semua untuk merenung sejenak mengenai pentingnya rasa syukur dalam setiap pencapaian yang kita peroleh dalam hidup ini. Kita sebagai hamba Allah yang penuh kekurangan, sering kali terjebak dalam kebanggaan atas apa yang telah kita capai, sehingga kita lupa untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya.
Allah SWT berfirman dalam surat Ibrahim (14:7):
“وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ”
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa rasa syukur adalah kunci untuk mendapatkan lebih banyak nikmat dari Allah. Ketika kita bersyukur atas segala pencapaian, baik kecil maupun besar, Allah berjanji akan menambah nikmat-Nya. Pencapaian yang kita capai, entah dalam bentuk karier, pendidikan, atau hal lainnya, merupakan bentuk dari rahmat Allah yang seharusnya kita syukuri.
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
“مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللَّـهَ”
Artinya: “Barang siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka dia tidak bersyukur kepada Allah.”
Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya rasa syukur, tidak hanya kepada Allah, tetapi juga kepada sesama. Ketika kita menerima bantuan atau dukungan dari orang lain dalam perjalanan hidup ini, sudah sepatutnya kita bersyukur kepada mereka sebagai bentuk penghargaan atas usaha dan perhatian yang mereka berikan.
Pencapaian dalam Perspektif Islam
Pencapaian dalam hidup, apapun bentuknya, adalah amanah dari Allah. Setiap pencapaian, baik itu berupa kesuksesan duniawi ataupun kemajuan dalam ibadah, harus dipandang sebagai karunia dari Allah yang harus kita syukuri. Sebagai umat Islam, kita tidak hanya dituntut untuk berusaha, tetapi juga untuk selalu bersyukur atas segala yang kita capai, karena kesuksesan itu bukan semata-mata karena usaha kita, tetapi juga karena izin dan rahmat Allah.
Baca juga, Strategi Baru Muhammadiyah dalam Membangun Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi
Penting untuk diingat bahwa syukur tidak hanya dilakukan dengan ucapan, tetapi juga dengan tindakan. Kita dapat menunjukkan rasa syukur dengan meningkatkan kualitas ibadah kita, memberikan manfaat kepada orang lain, dan menjaga agar pencapaian yang kita peroleh tidak mengarah kepada kesombongan dan keangkuhan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Luqman (31:12):
“وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنْ اشْكُرْ لِلَّهِ”
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu: ‘Bersyukurlah kepada Allah.'”
Hikmah yang diberikan kepada Luqman ini adalah pesan untuk selalu bersyukur kepada Allah atas segala pemberian-Nya, baik itu dalam bentuk harta, kesehatan, atau bahkan kehidupan yang diberikan kepada kita.
Pencapaian yang Harus Disyukuri
Dalam kehidupan ini, ada banyak pencapaian yang perlu kita syukuri, baik yang tampak besar maupun yang kecil. Mungkin kita merasa bangga dengan prestasi yang kita capai di tempat kerja, di sekolah, atau dalam kehidupan sosial. Namun, seiring dengan itu, kita harus mengingat bahwa pencapaian tersebut bukanlah hasil usaha kita semata, melainkan rahmat Allah yang harus disyukuri.
Selain itu, pencapaian yang lebih penting adalah pencapaian dalam mendekatkan diri kepada Allah. Keberhasilan kita dalam memperbaiki ibadah, menjauhi maksiat, dan meningkatkan akhlak merupakan pencapaian yang jauh lebih bernilai di hadapan Allah.
Penutupan Khutbah (Bagian Kedua)
Hadirin yang dimuliakan Allah, marilah kita bersama-sama berdoa agar Allah senantiasa memberikan taufik-Nya untuk menjadikan kita hamba yang selalu bersyukur atas setiap nikmat dan pencapaian yang kita terima.
اللهم اجعلنا من الشاكرين الذين يرضون بما أعطيتهم ولا تكشف عنهم بلاءك
اللهم آمين
Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang selalu bersyukur, yang tidak hanya mengucapkan rasa terima kasih, tetapi juga menunjukkan rasa syukur dalam setiap tindakan kita.
اللهم اجعلنا من الشاكرين في السراء والضراء، اللهم اجعلنا من الذين إذا أنعمنا عليهم بالنعمة، ذكرناك وشكرناك، وإذا ابتليتنا، صبرنا واحتسبنا، اللهم آمين.
Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Amin.
وَقُومُوا إِلَى صَلاتِكُمْ يَرْحَمُكُمُ اللَّهُ
Sampaikanlah salam sejahtera kepada sesama, dan mari kita berdoa serta melaksanakan shalat Jumat dengan penuh khusyuk dan hikmah.
الحمد لله رب العالمين
Semoga khutbah ini bermanfaat dan menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu bersyukur dalam setiap pencapaian yang kita raih.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha