Khidmatnya Upacara HUT RI KE-74, Siswa ini Baca Pembukaan UUD 1945 Tanpa Teks
PWMJATENG.COM, SOLO – SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta menggelar upacara bendera untuk memeringati HUT Ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia, Sabtu (17/8/2019).
Meskipun hari libur upacara tetap berlangsung tertib dan lancar dengan khidmat, pagi-pagi sebanyak 574 siswa tampak hadir. Begitu juga dengan para guru karyawan.
Sekitar pukul 7 lewat 25 menit waktu indonesia barat, sesuai waktu yang dijadwalkan. Para peserta upacara mulai membentuk barisan dan seluruh perangkat upacara telah berdiri tegap, menunggu aba-aba bahwa upacara akan segera dimulai. Dan pengibaran Sang Merah Putih dilakukan tim paskibra.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Imam Priyanto sebagai pembina upacara menyampaikan terima kasih kepada semua petugas dan peserta upacara karena sudah menunjukkan jiwa nasionalismenya dengan hadir dan mengikuti upacara sampai selesai.
Imam — sapaan akrabnya — menyampaikan pesan pentingnya mengenang jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.
“Mengapresiasi perjalanan panjang para pejuang yang membawa kepada keadaan sekarang, saya berharap semoga kalian semua dapat lebih meningkatkan lagi jiwa patriotisme dan nasionalisme kepada tanah air tercinta, dan lebih meningkatkan semangat untuk belajar lebih rajin lagi, agar kalian semua bisa menjadi generasi yang membuat negara tercinta kita ini bangga dan berjaya, selamat belajar, berkarya, bekerja keras, Dirgahayu Republik Indonesia, Merdeka … ! Merdeka … !,” pesannya.
Aisyah az Zahra D.K mampu membawa keunikan tersendiri, yaitu membaca pembukaan UUD 1945 tidak menggunakan teks tapi berdasarkan hafalan.
“Bercita-cita menjadi dokter, perasaan tadi deg-degan dalam hati tapi baik dan lancar dan berharap bisa lebih baik ke depannya,” ujar Aisyah.
Setelah amanah dari pembina upacara, tim paduan suara di pimpin Kiarra Ajirani Puteri siswa kelas VI B dengan menyanyikan nasionalisme dan lagu kemerdekaan.
Acara terakhir ditutup dengan doa oleh Ahmad Syaifuddin, Waka al Islam Kemuhammadiyahan.
Dalam doanya, dia menyampaikan harapan agar peringatan upacara ini menjadi momentum untuk mempererat kesatuan dan menjauhkan dari perpecahan serta menghindarkan bangsa dari fitnah, jadikanlah kami bangsa Indonesia yang menghargai jasa pahlawannya, serta mantapkan tekad kami, untuk membangun negara dan bangsa, sebagai bangsa yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, makmur, adil dan sejahtera. (Jatmiko)