KH. Tafsir: Purifikasi Tanpa Kehilangan Budaya
PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, menjelaskan pentingnya purifikasi sebagai proses pencarian ajaran Islam yang otentik.
“Semangat ini sejalan dengan cita-cita Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang otentik,” ungkapnya.
Tafsir juga menyoroti kesalahpahaman seputar gerakan tajdid Muhammadiyah yang sering disamakan dengan pandangan puritan terhadap seni dan kebudayaan. Namun, ia menegaskan bahwa Muhammadiyah sebenarnya mengapresiasi dan mendukung seni, kebudayaan, dan kearifan lokal.
“Muhammadiyah tidak menghapuskan budaya, tapi menampilkan dan mengapresiasi budaya,” tambahnya saat Pengajian Ramadan 1445 H di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Baca juga, Dalil Salat Tarawih 8 Rakaat
Meskipun Muhammadiyah memegang teguh prinsip puritan dalam kembali ke Al-Quran dan Sunah, namun mereka juga menghargai keberagaman budaya. Dokumen-dokumen resmi Muhammadiyah, seperti Dakwah Kultural Muhammadiyah, Seni Budaya Islam, dan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, menjadi bukti bahwa Muhammadiyah menganut purifikasi yang bersifat kultural dan mengapresiasi budaya.
“Dakwah Muhammadiyah tidak hanya fokus pada Alquran dan sunah, tetapi juga mengintegrasikan kearifan lokal yang ada di masyarakat,” paparnya. Muhammadiyah menjaga prinsip tauhid dalam konteks budaya, tanpa menghilangkan keberagaman yang ada.
“Purifikasi Muhammadiyah bukanlah penghapusan budaya, melainkan penyucian dari yang tidak sesuai dengan ajaran Islam,” tambah Tafsir.
Editor : M Taufiq Ulinuha