Keutamaan Bulan Rajab
PWMJATENG.COM – Bulan Rajab menjadi salah satu bulan istimewa dalam kalender Hijriyah. Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ustaz Adi Hidayat (UAH), mengajak umat Islam untuk memperbanyak amalan sunnah selama bulan mulia ini. Meskipun amalan-amalan tersebut bisa dilakukan kapan saja, bulan Rajab memberikan nuansa spiritual yang lebih mendalam.
“Bulan Rajab adalah bulan ketujuh dalam penanggalan Hijriyah, termasuk dalam empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT,” ujar Ustaz Adi dalam ceramahnya. Ia menjelaskan, bulan haram adalah waktu-waktu istimewa yang ditekankan dalam Al-Qur’an. “Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan menghindari perbuatan zalim,” tambahnya.
Puasa menjadi salah satu amalan utama yang disarankan. Ustaz Adi menyebutkan bahwa puasa di bulan haram, termasuk bulan Rajab, memiliki keutamaan yang besar. Ia mengutip Surah At-Taubah Ayat 36 sebagai landasan hukum:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan… di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.”
Ia menegaskan, “Puasa di bulan haram ini adalah puasa yang dicintai Allah SWT selain di bulan Ramadan.” Umat Islam yang sudah rutin menjalankan puasa Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh (tiga hari putih), dianjurkan untuk meningkatkannya dengan puasa Daud. “Silakan, itu diperbolehkan,” tambahnya.
Namun, Ustaz Adi juga mengingatkan bahaya penyebaran hadis palsu menjelang bulan Rajab. Beberapa orang, katanya, sering membagikan informasi tentang pahala puasa tertentu yang tidak memiliki dasar kuat. Ia mencontohkan, “Sering terdengar hadis yang menyebut, ‘Siapa yang puasa satu hari di bulan Rajab akan mendapat pahala tertentu, dua hari sekian, tujuh hari dibukakan pintu surga.’ Itu bukan hanya palsu, tapi palsu banget.”
Baca juga, Keputusan Musypimwil Muhammadiyah Jateng Tahun 2024
Ia menegaskan bahwa meskipun tujuan menyebarkan informasi itu adalah untuk kebaikan, menggunakan hadis palsu tetap merupakan dosa. “Ajakan kebaikan harus berdasarkan dalil yang sahih,” ujarnya. Menurutnya, puasa yang dianjurkan adalah puasa sunnah di bulan haram, bukan didasarkan pada pahala tertentu yang tidak memiliki rujukan kuat.
Selain puasa, Ustaz Adi mengimbau umat Islam untuk memperbanyak amal saleh lainnya, seperti berdzikir, bershalawat, dan bersedekah. Ia menjelaskan, “Allah SWT mengkhususkan bulan haram sebagai waktu istimewa. Amal saleh di bulan ini mendapat pahala berlipat, sementara dosa-dosa yang dilakukan akan lebih besar dosanya.”
Rajab, lanjutnya, adalah waktu untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT dan sesama manusia. Umat Islam diharapkan memanfaatkan bulan ini untuk meningkatkan kualitas ibadah dan menjauhkan diri dari perilaku zalim.
Sebagai bulan yang mendahului Ramadan, Rajab menjadi kesempatan awal untuk mempersiapkan diri menyambut bulan suci. “Ini momentum untuk mulai membiasakan diri dengan ibadah yang lebih intens,” kata Ustaz Adi. Ia berharap umat Islam dapat menyambut bulan ini dengan semangat memperbaiki diri.
Dengan segala keutamaannya, bulan Rajab menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Seperti yang disampaikan Ustaz Adi, “Bulan haram adalah waktu yang dianugerahkan Allah untuk kita memperbanyak amal dan meraih ridha-Nya.”
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha