Ketum PP Muhammadiyah Tekankan Transformasi Strategi Dakwah dan Pergerakan Organisasi dalam Tanwir ‘Aisyiyah
PWMJATENG.COM, Jakarta – Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah resmi membuka Tanwir I Tahun 2025 dengan mengusung tema “Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan”. Acara yang berlangsung pada Rabu hingga Jumat (15-17 Januari 2025) di Jakarta ini menjadi momentum strategis untuk merumuskan langkah-langkah progresif organisasi perempuan Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan zaman.
Dalam sambutan pembukaan, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menekankan pentingnya transformasi strategi dakwah dan pergerakan organisasi. “Kita perlu beralih dari pendekatan lil mu’arradhah yang cenderung konfrontatif, menuju lil muwajjahah yang fokus pada solusi. Artinya, tidak cukup hanya menentang ketidakadilan atau kemiskinan, tetapi juga harus menginisiasi gerakan praksis yang nyata,” ujar Haedar.
Haedar menegaskan bahwa pendekatan baru ini relevan bagi ‘Aisyiyah untuk bersinergi dengan organisasi perempuan lainnya dalam mengembangkan kehidupan berkeadilan. Menurutnya, gerakan praksis ini selaras dengan semangat “Risalah Islam Berkemajuan” yang menjadi fondasi Muhammadiyah untuk berkontribusi kepada umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. “Tanwir kali ini bukan sekadar pertemuan biasa. Ini adalah forum strategis untuk mendiskusikan agenda-agenda praktis yang dapat diwujudkan bersama,” tambahnya.
Haedar juga mengapresiasi peran historis ‘Aisyiyah dalam memperjuangkan pendidikan dan kesetaraan gender. Ia mengutip dokumen pengangkatan Kiai Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional pada 1961, yang mencatat kontribusi ‘Aisyiyah dalam mempelopori kebangkitan perempuan Indonesia. “Perdebatan istilah ‘perempuan’ atau ‘wanita’ seharusnya tidak menjadi fokus. Yang lebih penting adalah substansi peran yang dijalankan,” tegasnya.
Haedar menyoroti pentingnya kepemimpinan yang transformatif dalam organisasi. “Kepemimpinan dalam Islam memiliki fungsi profetik, yakni menegakkan nilai-nilai agama dan mengelola urusan dunia secara seimbang. Oleh karena itu, dibutuhkan kepemimpinan yang tidak hanya memberikan teladan, tetapi juga mampu hadir di tengah masyarakat untuk menggerakkan perubahan,” paparnya sambil mengutip Imam Al-Mawardi.
Baca juga, Pidato Iftitah Ketua Umum PP ‘Aisyiyah pada Tanwir I ‘Aisyiyah Tahun 2025
Tanwir I Tahun 2025 ini diikuti oleh perwakilan wilayah ‘Aisyiyah dari seluruh Indonesia. Forum ini merupakan permusyawaratan tertinggi di bawah Muktamar, yang diselenggarakan hanya tiga kali dalam satu periode. Haedar mengingatkan peserta Tanwir untuk berkontribusi secara aktif. “Tanwir ini bukan tempat untuk menjadi penonton atau sekadar pemandu sorak. Semua peserta harus terlibat dalam merumuskan langkah strategis organisasi,” ujarnya.
Salah satu agenda utama yang dibahas adalah memperluas jangkauan dakwah dan pelayanan ‘Aisyiyah di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi. “Transformasi gerakan harus dilakukan dengan mengkapitalisasi apa yang telah dicapai ‘Aisyiyah selama ini, baik di tingkat nasional maupun internasional,” tutur Haedar.
Selain itu, forum Tanwir juga menyoroti tantangan sekularisasi dan teosentrisme yang dapat menghambat integrasi nilai-nilai agama dalam kehidupan. Haedar menegaskan bahwa ‘Aisyiyah perlu menjaga keseimbangan antara spiritualitas dan realitas kehidupan sehari-hari. “Agama harus membumi dan memberikan solusi nyata, bukan sekadar menjadi wacana teoretis,” ungkapnya.
Haedar menyampaikan keyakinannya bahwa ‘Aisyiyah mampu terus berinovasi dan berkontribusi bagi bangsa. “Kepemimpinan ‘Aisyiyah yang visioner dan transformatif akan memastikan organisasi ini tetap relevan dalam menjawab tantangan zaman. Saya percaya, roda organisasi ini akan terus bergerak menuju kemajuan,” pungkasnya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha