Ketua PWM Jawa Tengah Soroti Keadilan Energi di Talk Show Fikih Lingkungan UIN Walisongo
PWMJATENG.COM, Semarang – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, berbicara tentang pentingnya keadilan dalam pengelolaan energi pada acara Talk Show Fikih Lingkungan “Sudut Literate.” Acara yang berlangsung pada Selasa (5/11/24) ini diselenggarakan oleh mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Dengan tema yang berfokus pada fikih lingkungan, diskusi tersebut berupaya mengedukasi dan meningkatkan pemahaman peserta tentang tanggung jawab umat Islam dalam menjaga bumi dan sumber daya yang ada di dalamnya.
Tafsir menekankan perlunya perhatian khusus terhadap transisi energi yang adil. “Prinsip keadilan dalam Islam juga harus diterapkan dalam pengelolaan sumber daya energi. Islam mengajarkan bahwa kita adalah khalifah di bumi, yang artinya kita memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga lingkungan dan memastikan keadilan dalam setiap aspek pengelolaannya,” ujar Tafsir.
Acara “Sudut Literate” ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang konsep fikih lingkungan, yang menggabungkan ajaran Islam dengan praktik lingkungan berkelanjutan. Selain itu, peserta diajak memahami pentingnya keadilan dalam transisi energi, sebuah langkah yang dinilai krusial di tengah tantangan lingkungan global saat ini.
“Sudut Literate dirancang agar generasi muda, khususnya mahasiswa, memahami bahwa pengelolaan energi tidak hanya soal teknologi, tetapi juga soal nilai-nilai moral dan keagamaan,” ungkap salah satu panitia acara. Melalui diskusi ini, diharapkan para peserta dapat memperoleh pandangan yang holistik, yang menghubungkan aspek agama dengan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Baca juga, Merayakan Milad Muhammadiyah dengan Syukur dan Bangga
Selain Tafsir, acara ini juga menghadirkan narasumber lainnya yang memiliki latar belakang dan perspektif berbeda dalam memandang masalah lingkungan. Beberapa di antaranya adalah Ahmad Fauzan Hidayatullah, Nyai Hj. Hening Purwanti Parlan dari Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, serta Nyai Hj. Za’imatus Sa’diyyah dari IAIN Kudus yang juga merupakan aktivis PCINU Belanda. Mereka berbagi pandangan tentang bagaimana nilai-nilai agama dapat mendukung upaya pelestarian lingkungan dan membantu menciptakan kebijakan energi yang lebih berkeadilan.
Nyai Hening Parlan dalam paparannya menekankan pentingnya peran perempuan dalam menjaga lingkungan. Menurutnya, perempuan memiliki posisi strategis dalam menerapkan prinsip-prinsip fikih lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. “Peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat menjadikannya agen penting dalam menyebarkan nilai-nilai pelestarian lingkungan,” jelas Nyai Hening.
Sementara itu, Ahmad Fauzan Hidayatullah menyampaikan bahwa transisi energi berkeadilan adalah hal yang mendesak untuk diterapkan di Indonesia. Ia menilai, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, namun hal ini harus disertai dengan keadilan bagi semua pihak, terutama masyarakat lokal yang tinggal di sekitar sumber energi tersebut. “Kita tidak bisa lagi hanya berpikir tentang keuntungan semata, tetapi juga dampak lingkungan dan sosial dari setiap langkah yang kita ambil,” tegas Fauzan.
Acara yang diselenggarakan mahasiswa ini mendapat apresiasi dari para peserta dan narasumber. Menurut Tafsir, diskusi semacam ini sangat diperlukan untuk memperkuat kesadaran generasi muda tentang isu-isu lingkungan dan pentingnya keadilan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pengelolaan energi. “Kami berharap acara seperti ini dapat terus dilakukan, karena generasi muda adalah harapan kita untuk menjaga bumi ini,” pungkas Tafsir.
Editor : M Taufiq Ulinuha