Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Semarang: Kader Muhammadiyah Harus Sukseskan Pilkada
SEMARANG – Kader Muhammadiyah pada umumnya, dan Pemuda Muhammadiyah pada khususnya, harus turut aktif menyukseskan proses Pilkada, puncaknya saat pencoblosan pada 9 Desember 2015 mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pimpinan Daerah (PD) Pemuda Muhammadiyah Kota Semarang, AM Jumai. “Tidak ada pihak satupun yang menggagalkan atau berusah menganggu proses Pilkada serentak. Dalam Muhammadiyah mengenal tiga prinsip, yaitu ranah Kebangsaan, Keumatan dan Perserikatan. Ranah kebangsaan ini, kami berharap seluruh kader Pemuda Muhammadiyah menyukseskan Pilkada serentak pada 9 Desember 2015,” kata Jumai di Sekretariat PD Muhammadiyah Kota Semarang, Jumat (13/11).
Untuk pilihan secara organisasi, pihaknya tidak memaksa kepada anggota dan kadernya untuk memilih satu dari tiga calon Walikota Semarang. Tetapi secara individu justru disarankan untuk bisa terlibat aktif pada setiap calon. “Harus mengawal dari proses kampanye, kemenangannya dan saat menjabat. Jangan sampai mengawal saat proses kampanye saja tetapi kemudian membiarkan pada proses selanjutnya sehingga terjebak pada perbuatan yang memalukan di mata konstituen dan keluarganya,” tuturnya.
Mengenai pilihan, Jumai menyerahkan sepenuhnya kepada warga Pemuda Muhammadiyah Kota Semarang. Menurutnya warganya sudah cerdas dan bisa mengenali dari ketiga calon mana yang mempunyai kontribusi aktif kepada perserikatan Muhammadiyah. “Tidak usah disebut namanya, sudah otomatis memilih yang selama ini mempunyai kontribusi aktif terhadap Muhammadiyah. Yang bisa memberikan manfaat bagi umat dan perserikatan, baik saat menjabat maupun sudah tidak menjabat lagi,” tambah Jumai.
Ia mengakui, Muhammadiyah mempunyai kepentingan dalam proses Pilkada kali ini untuk mengembangkan dakwah sampai di dalam pemerintahan. Menurutnya jika tidak mempunyai satu dari tiga unsur The Power of Elit yang terdiri dari politisi, tentara dan pengusaha. “Kalau kami tidak mempunyai satu dari ketiga kekuatan itu maka hanya jadi penonton saja. Tidak mampu urun rembug dan terlibat dalam kebijakan-kebijakan yang akan diputuskan,” tambah Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Kota Semarang periode 2015-2019 itu. (Puthut Ami Luhur/CN41/SMNetwork/suaramerdeka.com/editor: Fakhrudin PWM Jateng)