Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kendal: Memaafkan Itu Indah
PWMJATENG.COM, KENDAL – Ada pesan moral, ‘kun kal yadaini wa la takun kal ‘udhunaini’ jadilah seperti dua tangan, dan janganlah menjadi seperti dua telinga. Dua telinga adalah saudara kembar, tetapi tidak pernah saling menyapa, sillaturrahmi. Sedangkan dua tangan selalu saling bantu membantu, walau dalam interaksi adakalanya yang satu menyakiti yang lain, tetapi ke dua tangan saling memaafkan.
Hal itu dinyatakan oleh ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kendal, KH. Mahtum Ali Samhari pada acara halalbihalal PDM Kendal Rabu (12/6) di rumah wakil ketua PDM, H. Utomo.
Menurut Kyai Mahtum, tangan memiliki solidaritas, sensitifas tinggi dan saling membantu ketika tangan satunya membutuhkan bantuan. Sama halnya dengan seorang muslim yang baik diantaranya adalah mensegerakan meminta maaf kepada orang lain ketika berbuat salah, dan segera memaafkan atas dosa orang lain yang telah berbuat salah kepadanya.
“Ciri-ciri orang muslim diantaranya adalah menjaga sillaturrahmi dan memaafkan dengan segera atas kesalahan orang lain terhadap dirinya” ujarnya mengutip Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 133 – 134.
Beliau menjelaskan, bahwa bagi seseorang yang tidak dimaafkan memiliki dampak negatif dan termasuk orang yang bangkrut.
“Mereka di hari kiamat mengalami kebangkrutan. Adalah yang tidak bersedia memaafkan kesalahan dan tidak segera meminta maaf atas kesalahannya”
Sedangkan bagi mereka yang tidak mau memaafkan atas kesalahan saudaranya menurut Mahtum juga berdampak negatif.
“Di hati mereka kesalahan menjadi penyakit hati, dan penyakit hati bisa berdampak pada penyakit jasmani” ujarnya lagi mengutip Al qur’an Surat Al Baqarah ayat 10 dan hadits nabi.
Mahtum yang alumni pondok modern Darussalam Gontor dan sahabat dekat Dien Syamsudin mengajak kepada keluarga besar Muhammadiyah Kendal untuk memanfaatkan momentum iedul fitri saling maaf memaafkan.
Ketua PDM Kendal, KH.Muslim mengatakan, bulan Syawal harus meningkat lebih baik amal perbuatannya.
“Pemilu sudah selesai. Gara-gara Pilpres Muhammadiyah jangan pecah. Jangan terbawa situasi di lapangan yang tidak baik. Yang penting warga Muhammadiyah istiqomah. Amal baik kita tingkatkan, ngaji tetap ngaji. Sekolahan, rumah sakit harus lebih baik” pintanya.
“Kita harus tampil menarik. Bangun kebersamaan untuk membesarkan Muhammadiyah” lanjutnya.
Menurut KH.Muslim, memenuhi kebutuhan masyarakat lewat Muhammadiyah tidak akan selesai dan terus berlangsung sampai mati.
“Ngurusi Muhammadiyah ora ono enteke. Selesainya kalau kita sudah mati”pungkasnya. (Fur/MPI Kendal)