Ketika Siksaan Neraka Menghantui: Pelajaran dari Fir’aun dan Kaum Ingkar
Ketika Siksaan Neraka Menghantui: Pelajaran dari Fir’aun dan Kaum Ingkar
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – “Setiap umat manusia akan merasakan rasa bersalah setelah semuanya terjadi baru sadar akan kesalahannya.”
Sifat manusia yang sering baru merasakan penyesalan setelah melakukan kesalahan sudah menjadi hal yang umum. Hal ini bisa kita ambil sebagai pelajaran dari apa yang terjadi pada Fir’aun, Namrud, istri dan anak Nabi Nuh, serta orang-orang lainnya yang mengingkari Tuhan.
Dalam Surat Al-Mulk ayat tujuh, Allah dengan jelas menyatakan bahwa orang-orang yang ingkar akan dimasukkan ke dalam Neraka Jahanam dan akan menerima siksaan yang amat pedih atas perbuatan mereka di dunia:
اِذَآ اُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا وَّهِيَ تَفُوْرُۙ
iżā ulqụ fīhā sami’ụ lahā syahīqaw wa hiya tafụr
“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu membara.” (QS. Al-Mulk: 7)
Hikmah dari ayat ini adalah jelas: orang-orang yang kafir dan ingkar kepada Allah akan dimasukkan ke dalam Neraka Jahanam dalam kondisi api neraka yang menyala-nyala dan mengerikan. Ini semua adalah balasan bagi mereka yang tidak taat dan tunduk kepada Tuhan.
Baca juga, Iduladha Berbeda Lagi! Ini Penjelasan Muhammadiyah Terkait Perbedaan dengan Arab Saudi
Contoh-contoh dari kisah Fir’aun dan Namrud, serta keluarga Nabi Nuh yang mengingkari Tuhan, menjadi peringatan bagi kita. Mereka mengalami siksaan yang amat pedih karena keingkaran mereka. Penyesalan yang datang terlambat tidak akan menyelamatkan mereka dari siksa neraka.
Karena itulah, sebelum terlambat dan selama kita masih diberi kesempatan oleh Tuhan, kita harus lebih banyak introspeksi dan muhasabah agar kita senantiasa tidak menjadi insan yang bermental ingkar. Dengan merenungi perbuatan kita, kita bisa menghindari jalan yang salah dan tetap berada di jalur yang diridai oleh Allah Swt.
Setiap individu memiliki kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri. Jangan tunggu sampai terlambat, ketika penyesalan sudah tidak ada artinya lagi. Mari kita gunakan waktu yang ada untuk memperbanyak ibadah, introspeksi, dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan begitu, kita berharap bisa terhindar dari siksaan neraka dan mendapatkan rahmat-Nya.
Mengambil pelajaran dari kisah-kisah masa lalu dan nasihat dari Al-Quran, kita harus berusaha untuk menjadi hamba yang taat dan beriman. Kita harus selalu ingat bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan kehidupan yang kekal adalah di akhirat. Pilihan ada di tangan kita, apakah kita ingin merasakan nikmat surga atau siksa neraka. Mari kita buat pilihan yang bijak.
Editor : M Taufiq Ulinuha