Kolom

Ketika Seorang Pemimpin Lengser dan Mengucapkan Sabda Panditanya

Ketika Seorang Pemimpin Lengser dan Mengucapkan Sabda Panditanya

Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)

PWMJATENG.COM – “Setiap orang yang memegang kekuasaan, janji-janji mereka akan ditagih oleh rakyatnya. Ketika seorang pemimpin bersikap jujur, bijaksana, dan adil, maka ia akan dikenang sebagai pemimpin yang baik. Sebaliknya, jika tidak, ia akan mendapatkan protes dari rakyat di akhir masa jabatannya.”

Ungkapan ini memiliki dua makna. Pertama, menyimbolkan selesainya masa jabatan Presiden Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia. Kedua, menandakan akan dilantiknya presiden baru sebagai pengganti Joko Widodo, yaitu Prabowo Subianto.

Tanggal 20 Oktober menjadi momen bersejarah bagi Indonesia, karena pada tanggal tersebut, presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilu 2024 akan dilantik. Saat itu, Presiden Joko Widodo dan Ma’ruf Amin akan menyerahkan tampuk kekuasaan kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Dengan demikian, Presiden Joko Widodo akan turun tahta (lengser keprabon) sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

Dalam budaya Jawa, ada ungkapan “lengser keprabon mandeg pandita” yang bermakna setelah seorang pemimpin lengser, ia sebaiknya lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menikmati masa tua bersama keluarga. Saat masih menjabat, waktu untuk keluarga sering kali terbatas, sehingga setelah tidak lagi memegang jabatan, adalah waktu yang tepat untuk lebih fokus pada keluarga.

Dalam kultur Jawa, seorang mantan pemimpin sering kali dihormati, dijadikan rujukan, dan dimintai nasihat terkait urusan negara. Ini bukan hal yang salah, karena setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan dan kelebihan masing-masing dalam menyelesaikan masalah bangsa. Tidak heran jika nantinya presiden yang baru akan bersilaturahmi ke mantan presiden untuk meminta nasihat. Ini adalah budaya yang baik, karena setiap pemimpin, meskipun memiliki kekurangan, pasti juga punya kelebihan.

Makna Mandeg Pandita

Ungkapan “mandeg pandita” berarti setelah seorang pemimpin lengser, ia sebaiknya lebih fokus pada urusan spiritual dan membangun hubungan yang lebih intens dengan Tuhan. Dari sinilah seorang mantan pemimpin menjadi bijaksana dalam memberikan nasihat, pandangan, dan pertimbangan terhadap masalah-masalah bangsa.

Sabda Pandita Ratu Tan Ora Molah Maleh

Setelah presiden dan wakil presiden terpilih mengucapkan sumpah dan janji serta dilantik oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), mereka akan menjadi sorotan seluruh rakyat Indonesia. Janji yang diucapkan dengan kitab suci di atas kepala menjadi saksi bahwa apa yang dikatakan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

Baca juga, Menginfakkan Harta pada Keluarga yang Kesulitan

Ungkapan “Sabda Pandita Ratu Tan Ora Wolah Waleh” berarti bahwa perkataan seorang pemimpin tidak boleh berdusta atau berubah-ubah. Ucapannya harus konsisten dan dapat dipercaya.

Setelah dilantik, presiden dan wakil presiden yang terpilih, dibantu oleh menteri-menteri dan lembaga pemerintahan, harus mengimplementasikan janji-janjinya saat kampanye. Ada setidaknya tujuh janji kampanye Prabowo-Gibran, yaitu kesehatan gratis, subsidi listrik, subsidi BBM, sekolah gratis, makan siang gratis, subsidi transportasi, dan pendidikan tinggi negeri gratis.

Kabinet Prabowo-Gibran, yang dikenal dengan Kabinet Merah Putih (KMP), mencatatkan sejarah sebagai kabinet terbesar dalam pemerintahan Indonesia, dengan 108 anggota termasuk menteri, wakil menteri, dan kepala badan.

Harapan Rakyat

Semoga dengan kabinet yang besar ini, kerja nyata bisa segera terlihat demi kemakmuran rakyat Indonesia. Mereka harus memiliki keberanian dalam mengeksekusi program-programnya, terutama dalam upaya mengurangi kemiskinan, menegakkan keadilan, serta memberikan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja yang adil bagi semua.

Dengan satu komando, pemerintahan di bawah Prabowo dan Gibran diharapkan mampu membawa Indonesia lebih maju dan sejahtera. Aamiin.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE