Kesiapan Menghadapi Bencana, MDMC LPB Kendal Gelar Diklat SAR Dasar Gunung Rimba
PWMJATENG.COM, KENDAL – Letak geografis dan struktur geologis menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang subur, namun sangat berpotensi sekaligus rawan bencana, antara lain bencana gempa bumi, banjir, tanah longsor, badai tsunami, kebakaran hutan dan lahan serta letusan gunung api. Menyadari hal tersebut, Muhammadiyah Kendal melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) pada Kamis – Sabtu (24 – 27/1) mengelar Pendidikan dan Latihan SAR Dasar Gunung Rimba di kampung Kenjuran, desa Purwosari, Sukorejo Kendal. Kegiatan tersebut diikuti oleh 85 peserta yang terdiri dari utusan PCM, AUM, ORTOM daerah, dan sejumlah PDM yang ada di Jateng, seperti Semarang, Temanggung, dan Pemalang.
Ketua LPB PDM Kendal, Moch. Hafiedz mengatakan, Diklat SAR Dasar Gunung Rimba dimaksudkan untuk mempersipkan kader – kader atau relawan – relawan persyarikatan yang cepat tanggap saat seketika dibutuhkan.
“Dalam SAR ini kami akan tercipta kader – kader persyarikatan menjadi unit SAR yang siap dibutuhkan pada kondisi darurat dimanapun berada “ kata Hafiedz.
Adapun tujuan kegiatan ini menurut beliau untuk meningkatkan kualifikasi peserta sebagai penolong dan penyelamat, rescuer korban bencana, memiliki ketrampilan, kemampuan memahami dibidang materi pokok pelatihan, mengolah waktu, serta memiliki kemampuan tehnik menagement SAR secara teknis, taktis, dan benar.
Pelatihan SAR selama 4 hari diawali dengan pemeriksaan kesehatan calon peserta dilanjutkan dengan upacara pembukaan yang dipusatkan di SMK Muhammadiyah 4 Sukorejo. Hadir dalam upacara pembukaan, antara lain wakil ketua PDM Kendal, koordinator LPB, Drs. H. Moh. Zabidi, camat Sukorejo, Ahmad Sulkani, S. Sos, Kapolsek Sukorejo AKP Haryo Deko Dewo, BPBD Kendal yang diwakili oleh kasi darurat dan logistik, Slamet, direktur RSI Muhammadiyah Kendal, drg. H. Ibnu Darmawan, M.Kes, direktur RS Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu, dr Bima Nugroho, ketua PCM se Kawedanan, dan sekuruh peserta pelatihan.
Moh. Zabidi dalam sambutannya mengatakan, bahwa peristiwa alam yang terjadi tidak serta merta dapat disebut sebagai sebuah bencana.
“Suatu kejadian bisa disebut sebagai bencana ketika manusia ‘salah memperhitungkan’ resiko dari peristiwa bencana dan mengakibatkan kerugian pada diri dan komunitasnya “ katanya mengutip Buku Fikih Kebencanaan, hasil keputusan Musyawarah Nasional Tarjih ke 29 tahun 2015.
Dalam buku tersebut ditegaskan, bahwa peristiwa tanah longsor, gunung meletus, banjir, gempa bumi, dan lain – lain bukan merupakan bencana. Karena peristiwa itu adalah fenomena rutin dan siklus alam. Peristiwa tersebut baru dikatakan sebagai bencana bila kita tidak memperhitungkan resiko dengan mempersiapkan diri dengan baik, sehingga kemudian mengakibatkan timbulnya kerusakan, sakit, atau bahkan kehilangan jiwa.
Di bagian lain Zabidi berharap kepada seluruh peserta untuk bisa mengikuti kegiatan ini dengan sebaik mungkin sebagai pejuang kemanusiaan.
“Kegiatan ini sangat mulia. Kalian sebagai pejuang kemanusiaan hendaknya mampu memanagemen bencana, sehingga masyarakat lebih tanggap terhadap bencana “
Sedangkan perwakilan BPBD Kendal, Slamet, mengapresiasi kegiatan Ditlat SAR LPB Muhammadiyah.
“Diklat SAR sebagai salah satu tahapan dalam penanggulangan bencana. Ada beberapa tahapan dalam kegiatan penanggulangan bencana, yaitu pencegahan bencana, atau ligitasi, saat bencana dan pasca bencana “ kata Slamet.
Beliau berharap hendaknya ada sinergi antara BPBD Kendal dan Muhammadiyah melalui LPB dalam menanggulangi bencana alam. (Dyah Anggaeni/MPI Kendal)