Kerja Sebelum Lulus, Hal Biasa Bagi AIS Muhammadiyah
PWMJATENG.COM – Semarang, Untuk mendapatkan lapangan pekerjaan tak perlu lulus terlebih dahulu. Sebab kemampuan dan kapabilitas adalah hal utama bagi siapapun dalam dunia kerja. Hal tersebut yang dirasakan oleh Akademi Statistika (AIS) Muhammadiyah Semarang.
Seperti yang diinformasikan sebelumnya bahwa sebanyak 13 mahasiswa AIS Muhammadiyah telah diterima kerja sebelum lulus di perusahaan jasa pengiriman. Kini 2 mahasiswa AIS Muhammadiyah yang juga belum lulus telah diterima kerja di PT. Harmoni Panca Utama.
Bahkan perusahaan penyedia jasa di pertambangan tersebut meminta kepada AIS Muhammadiyah untuk mengirimkan alumninya untuk berkarier di perusahaan ternama itu.
“Memenuhi permintaan perusahaan kami hanya mengirimkan 2 orang dari AIS Muhammadiyah dan diterima semua”. Tutur Direktur AIS Muhammadiyah, Dra. Wellie Sulistijanti. M. Sc saat ditemui pada 21 September 2018 di kantornya.
Wellie mengaku bersyukur dan menyambut baik permintaan perusahaan penyedia jasa di pertambangan kepada AIS Muhammadiyah. Wellie pun bangga kampus yang dikelolanya telah dipercaya oleh perusahaan besar dan ternama.
Menurut Wellie, harus diakui statistik adalah hal penting yang sangat dibutuhkan dalam banyak hal. Termasuk di perusahaan-perusahaan bahkan oleh pemerintah. Data yang disajikan oleh statistik akan dijadikan acuan untuk mengevaluasi dan menentukan kebijakan. Maka menjadi lumrah jika AIS Muhammadiyah sebagai satu-satunya akademi statistik di Indonesia dibutuhkan untuk dijadikan mitra kerja.
Selain itu AIS Muhammadiyah menurut Wellie adalah kampus yang terbuka dan tidak ribet dalam hal administratif. Karenanya instansi-instansi merasa nyaman bekerjasama dengan AIS Muhammadiyah.
“Kami komunikatif dan simpel dengan siapapun”. Ungkapnya.
Meski telah ada puluhan mahasiswa AIS Muhammadiyah bekerja di PT. Harmoni Panca Utama, Wellie mengakui kemitraan itu terbilang baru. Dengan kemitraan tersebut membuatnya berkesimpulan bahwa sumber daya statistik tidak hanya bisa bekerja di perkantoran yang terkesan menoton. Tetapi juga bisa bekerja lebih fleksibel di lapangan.
“Di perusahaan penyedia jasa pertambangan itu mahasiswa AIS yang kerja disitu harus turun ke lapangan untuk mengolah data. Tidak hanya duduk manis di depan komputer”. Kata Wellie menjelaskan.
Karenanya Wellie menilai hal tersebut adalah tugas dan tantangan buat AIS Muhammadiyah untuk menyiapkan calon tenaga kerja yang tambah profesional dan kompeten. (BADRUN)