Berita

Karnadi Hasan: Beragama Tak Cukup Keyakinan, Harus Menggerakkan Kehidupan!

PWMJATENG.COM, Medan – Dalam suasana khidmat di Hotel Le Polonia, Medan, Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Kemendikdasmen menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembelajaran Mendalam (PM), Koding, dan KA. Di tengah kegiatan tersebut, Karnadi Hasan—Anggota Majelis Dikdasmen PNF PWM Jawa Tengah—menyampaikan khutbah Jumat bertema “Beragama yang Menggerakkan Kehidupan.”

Dalam khutbahnya, Karnadi Hasan menegaskan bahwa beragama bukan hanya sekadar keyakinan, tetapi harus menjadi gerakan hidup yang nyata. “Beragama berarti meyakini ajaran agama dengan sepenuh hati untuk memiliki, merasakan, mengamalkan, mewujudkan, dan mengikatkan diri pada keyakinan agama dalam kehidupan sehari-hari secara kokoh,” ujarnya di hadapan peserta Bimtek.

Menurutnya, prinsip utama dari beragama yang menggerakkan adalah menjadikan nilai-nilai agama sebagai dasar berpikir dan bertindak. Agama, kata dia, hadir dalam setiap ruang dan waktu kehidupan manusia. “Beragama itu seharusnya membuat seseorang tercerahkan, tergembirakan, dan terbahagiakan. Namun, banyak masalah sosial seperti bunuh diri dan hilangnya harapan hidup karena nilai-nilai agama belum benar-benar menyentuh jiwa masyarakat,” jelasnya.

Karnadi menambahkan, penting bagi umat Islam untuk berpegang pada Pedoman Hidup Islami agar terhindar dari krisis spiritual yang kian mengancam generasi modern.

Dalam kesempatan itu, ia menguraikan tiga pilar utama dalam beragama, yakni Quwwatul ‘Aqidah, Quwwatul ‘Ibadah, dan Quwwatul ‘Ilmi.

Pertama, Quwwatul ‘Aqidah atau kekuatan akidah merupakan fondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Tanpa akidah yang kuat, kata Karnadi, ibadah dan akhlak mulia tidak akan terbentuk dengan kokoh.

Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!

Kedua, Quwwatul ‘Ibadah dimaknai bukan hanya sebagai rutinitas spiritual, melainkan energi yang menumbuhkan dampak sosial. Ibadah yang benar, lanjutnya, harus memancarkan semangat kepedulian dan kemaslahatan.

Ketiga, Quwwatul ‘Ilmi menjadi cahaya yang menuntun perjalanan hidup manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Ilmu, menurutnya, tidak hanya alat mencari pekerjaan, tetapi juga sarana memahami keagungan ciptaan Allah.

Selain tiga pilar tersebut, Karnadi menambahkan satu unsur penting lain, yakni Quwwatul Akhlaq. “Akhlaq adalah cermin sejati orang beragama. Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Kejujuran, menepati janji, dan berkata baik adalah bukti nyata seseorang beragama,” tegasnya.

Dalam khutbah itu, ia juga mengutip hadis Mu‘adz bin Jabal tentang amal yang mengantarkan manusia ke surga. Ia menambahkan sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya agama itu mudah. Tidaklah agama membebani seseorang melainkan akan memudahkannya. Karena itu, luruskanlah, dekatilah, dan berilah kabar gembira” (HR. Bukhari-Muslim).

Selain itu, ia menegaskan pentingnya kejujuran dengan mengutip firman Allah dalam QS. At-Taubah [9]:119, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”

Di hadapan para peserta Bimtek, Karnadi Hasan mengingatkan bahwa umat Islam harus menghadirkan nilai agama dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan dan perkembangan teknologi. “Agama harus dinyatakan melalui iman, islam, ilmu, amal, ihsan, dan ikhlas. Dengan itu, kita dapat melahirkan pribadi yang terbuka, teguh pada prinsip, dan memiliki kesadaran sosial,” ujarnya menutup khutbah.

Kontributor : Pujiono
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE