Berita

Kajian Tafsir UMS Bahas Surat Al-Baqarah Ayat 82–86, Refleksi Umat Muslim melalui Sejarah Bani Israil

PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menghadirkan Kajian Tafsir Online yang disampaikan oleh Dr. Ainur Rha’in, S.Th.I., M.Th.I. Kajian ini membahas Surat Al-Baqarah ayat 82–86 sebagai refleksi keimanan dan perjalanan umat terdahulu.

Mengawali pemaparan, Rha’in—sapaan akrabnya—menjelaskan makna iman dan amal saleh sebagaimana termaktub dalam Al-Baqarah ayat 82. Ia menerangkan bahwa iman mencakup keyakinan kepada Allah, malaikat, kitab-kitab-Nya, para rasul, hari akhir, serta qadha dan qadar.

Menurut hadis yang diriwayatkan At-Tirmidzi, iman memiliki 77 cabang. Enam di antaranya merupakan rukun iman, sedangkan sisanya adalah cabang-cabang yang tercermin dalam perilaku seorang muslim.

Adapun amal saleh, lanjut Rha’in, tidak terbatas pada ibadah ritual semata. Segala perbuatan yang dilakukan dengan keikhlasan dan mengharap rida Allah SWT termasuk amal saleh.

“Kedua hal ini, iman dan amal saleh, menjadi kunci umat Islam untuk bisa masuk surga Allah SWT,” ujarnya, Ahad (28/12/2025).

Pada ayat 83, Allah SWT kembali mengingatkan Bani Israil agar tidak melanggar perjanjian yang telah mereka ikrarkan. Isi perjanjian tersebut meliputi larangan menyekutukan Allah, kewajiban berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada kerabat, menyantuni anak yatim dan fakir miskin, berkata baik kepada sesama manusia, serta mendirikan salat.

Rha’in menjelaskan bahwa pada ayat 84, Allah mengecam kebiasaan Bani Israil yang saling membunuh dan mengusir sesama demi kepentingan ego. Tindakan tersebut merupakan bentuk kekufuran dan pelanggaran berat terhadap perjanjian dengan Allah.

Ia juga menyinggung fenomena Palestina sebagai refleksi sejarah yang berulang. Menurutnya, pola penindasan dan pengusiran merupakan karakter lama yang kembali muncul dalam konteks kekinian.

“Fenomena di Palestina saat ini adalah fenomena lama yang muncul kembali. Mereka mendatangi suatu wilayah, menguasainya, lalu mengusir penduduk aslinya,” tuturnya.

Pada ayat 85, Allah SWT memberikan kecaman keras kepada Bani Israil karena bersikap selektif dalam menjalankan syariat. Mereka hanya menjalankan hukum Allah yang menguntungkan kepentingan mereka.

Rha’in mengaitkan hal tersebut dengan kondisi umat Islam saat ini. Ia menilai, sebagian masyarakat berani menegakkan hukum kepada kelompok kecil, tetapi ragu ketika berhadapan dengan kelompok besar atau berpengaruh.

Ayat 86, lanjut Rha’in, menggambarkan sikap Bani Israil yang mengorbankan kehidupan akhirat demi kesenangan dunia. Akibat kekufuran dan pelanggaran janji kepada Allah, mereka mendapatkan azab tanpa keringanan.

Sebagai penutup, Rha’in berpesan agar umat Islam mampu menundukkan ego dan logika, serta mengedepankan keimanan.

“Jangan pernah meletakkan logika untuk mengalahkan ajaran Islam demi hasrat dan ego. Ajaran Allah jauh lebih baik daripada angan-angan manusia,” pungkasnya.

Kontriutor: Affiq | Humas
Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE