Kolom

Kader Profesional

Kader Profesional

Oleh : Ikhwanushoffa (Sekretaris Kantor PWM Jawa Tengah)

PWMJATENG.COM – Satu abad yang lalu, Kyai Dahlan mendobrak kejumudan stagnasi kinerja dakwah umat Islam kala itu. Beliau menyerap ide-ide baru dengan sedemikian agresif dan berani. Tidak semua ide keluar murni dari akal budi Kyai Dahlan, tidak sedikit dari inspirasi-inspirasi aktivitas pihak luar yang muncul menyeruak kala itu. Tapi, apakah kita cukup pada romantisme yang kelewat seabad itu? Ataukah selalu membawa apinya, sehingga selalu siap membakar kejumudan yang tiap satu abad kiranya selalu muncul kembali.

Kader Muhammadiyah pasti open minded pada inspirasi-inspirasi kebaruan, karena itulah bara pesan dari Kyai Dahlan. Tak heran salah satu prioritas program hasil Mukatamar 48 berbunyi, “Reformasi organisasi dan digitalisasi sistem organisasi yang tersistem sehingga keberadaan dan gerak Muhammadiyah semakin profesional, maju, dan modern.” Maka, gambaran kader kekinian adalah berkarakter profesional, mindset yang maju dan berperangkat modern. Antitesanya adalah kolot, denial, sangat fokus pada kekurangan pihak lain dan hanya aktif di grup WA.

Baca juga, Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1447 H

Menghadap-hadapkan kader dan profesionalitas adalah sikap yang merendahkan kader Persyarikatan. Mereka menganggap yang kader tidaklah profesional dan yang profesional pastilah bukan kader. Semangat Muktamar 48 adalah kader dan profesional adalah tautologis. Mencetak kader menjadi sehebat-hebat profesional, dan sebanyak-banyak profesional menjadi kader Muhammadiyah. Bukan hal baru memang. Betapa banyak dokter dan dosen yang bukan dari kader di AUM kita. Ketika di dalam dicetak sebagus-bagusnya menjadi kader Muhammadiyah. Sama juga, kader di AUM di-scale up mumpuni menjadi profesional ulung.

Cerita menarik bagaimana upaya Kyai Dahlan berupaya sekuat hati untuk menarik Mas Mansur ke dalam Muhammadiyah. Setelah benar-benar masuk, dengan penuh syukur Beliau berujar, “Wes kecekel sapu kawat soko Jawa Timur”. Nah, ciri profesional adalah terukur, transparan dan akuntabel. Maka KPI, audit, SIM, dan seterusnya, yang menjadi ciri berkemajuan saat ini, sudah niscaya menjadi gaya kerja kader kita yang menolak kejumudan. Wallahu a’lam.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE