PWMJATENG.COM, Jakarta – Ribuan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menggelar aksi unjuk rasa di Gedung Istana Negara pada Rabu (2/3).
Sejauh pemantauan redaksi, aksi berjalan tertib, massa tampak memenuhi separuh jalan di kawasan Patung Arjuna Wiwaha atau dikenal dengan Patung Kuda, Jakarta Pusat; meskipun di awal sempat terjadi berdebatan pimpinan aksi dengan pihak kepolisian yang mengawal jalannya acara.
Mereka membawa sejumlah tuntutan, yakni menolak tegas segala bentuk perampasan tanah di belahan Indonesia seperti di Singingi Hilir, Riau oleh PT Warnasari Nusantara; kemudian mengecam keras aksi represif aparat di Desa Wadas Purworejo Jawa Tengah dan peristiwa penembakan di Sulawesi Tengah, serta menolak tegas segala bentuk represif aparat kepolisian dalam memberangus gerakan rakyat. Selain itu, IMM juga menolak Permenaker 2/2022 tentang Jaminan Hari Tua (JHT).
Nampak hadir dalam aksi ini, Bendahara Umum DPP IMM, Rian Betra; Wakil Bendahara Umum, Abduh Wahid; Ketua Bidang Hikmah, Baiquni Al Shafa; Ketua Bidang Hubungan Luar Negri, Tati Sedfar; beberapa jajaran pimpinan DPP IMM; para kader cabang dan komisariat di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Dalam orasinya, Rian Betra mengingatkan bahwa jajaran lembaga pemerintah sejatinya merupakan pelayan rakyat; maka sudah seharusnya pemerintah mendengarkan aspirasi rakyat.
Baca juga, Ambil Hikmah Isra Mikraj Kepala Madin Muhammadiyah Plajan Ingatkan Pentingnya Sholat
“Tidak hanya Putin yang memiliki tombol untuk meluncurkan nuklir. DPP IMM juga punya. Ketika tombol ini dipencet, maka kader IMM se-Indonesia akan turun semua ke Jakarta,” ucap Rian dalam orasinya.
Aksi ini berakhir pada sore hari menjelang maghrib dengan tenang, dan massa aksi kembali ke kantor PP Muhammadiyah, Jl. Menteng Raya. (mtu)