PWMJATENG.COM, Kebumen – Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, bersiap menjadi tuan rumah Jambore Nasional 1 Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) pada 19–21 September 2025. Acara bertema “Daulat Pangan untuk Indonesia Berkemakmuran” ini digagas oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
JAMNAS 1 JATAM menjadi pertemuan besar pelaku dan penggerak pertanian dari berbagai penjuru negeri. Kegiatan ini diharapkan memperkuat solidaritas petani sekaligus menjawab berbagai tantangan di sektor pertanian nasional. Ketua MPM PP Muhammadiyah menyampaikan, “Jambore ini bukan sekadar pertemuan, tetapi ruang konsolidasi untuk memperkuat gerakan tani rakyat.”
Berdasarkan Sensus Pertanian 2023, sebanyak 25.122.642 rumah tangga usaha pertanian (RTUP) di Indonesia masih menggantungkan hidup dari tanah, ternak, dan alam. Data itu menunjukkan bahwa pertanian tetap menjadi penopang utama kehidupan jutaan keluarga Indonesia. Namun, sektor ini menghadapi tantangan serius, seperti ketergantungan pada impor, alih fungsi lahan, minimnya regenerasi petani muda, hingga keterbatasan akses terhadap teknologi.
Kebumen dipilih bukan tanpa alasan. Kabupaten ini dikenal memiliki lahan subur dan masyarakat agraris yang masih menjadikan pertanian sebagai identitas budaya. “Kebumen adalah contoh nyata bagaimana kearifan lokal dan semangat kolektif menjadi kekuatan untuk mengelola sumber daya secara berkelanjutan,” ujar panitia pelaksana.
Selama tiga hari, JAMNAS 1 JATAM akan menghadirkan sarasehan, diskusi panel, pelatihan teknik pertanian berkelanjutan, kemah tematik, dan pameran hasil pertanian lokal. Tidak hanya berbicara di forum, peserta juga akan diajak menyaksikan langsung praktik-praktik pemberdayaan petani yang lahir dari akar rumput.
Baca juga, Etika Bercanda dalam Islam: Ora Waton Guyon
Panitia menegaskan bahwa kegiatan ini terbuka untuk siapa saja yang peduli terhadap masa depan pertanian nasional. Mulai dari petani muda, mahasiswa, akademisi, komunitas lokal, hingga aktivis lingkungan, semua diajak untuk bergabung. Pendaftaran peserta dapat dilakukan secara daring melalui tautan resmi: 👉 https://s.id/JAMNAS1JATAM
Menurut MPM, JAMNAS 1 JATAM bukan ajang formalitas semata. Muhammadiyah berperan sebagai penghubung, bukan pengarah tunggal gerakan. “Kedaulatan pangan tidak bisa datang dari atas. Ini perjuangan kolektif. Petani harus menjadi subjek utama, bukan objek kebijakan,” tegas salah satu penggerak JATAM.
Acara ini diharapkan menjadi titik balik gerakan petani di Indonesia. Suara-suara dari desa akan disatukan dan diperjuangkan bersama. Dalam situasi krisis pangan global dan ketimpangan distribusi sumber daya, gerakan tani akar rumput seperti JATAM dianggap relevan dan sangat mendesak.
JAMNAS 1 JATAM juga menjadi ruang edukasi dan kampanye bahwa pertanian bukan pekerjaan terpinggirkan. Justru, dalam konteks ancaman krisis iklim dan ketahanan pangan, profesi petani harus ditempatkan sebagai garda depan penyelamat bangsa.
“Selama rakyat masih menderita, tidak ada kata istirahat,” demikian slogan yang terus digaungkan panitia.
Kontributor : Estria
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
