Islamophobia! Lawan Terorisme dengan Menutup Sekolah Islam
PWMJATENG.COM, JAKARTA – Karena kegelisahannya terhadap peningkatan kasus terorisme seiring paham radikalisme, pemerintah Srilanka berencana melarang burqa dan menutup beberapa sekolah Islam.
Menteri Keamanan Publik Sarath Weerasekara menjelaskan bahwa ia telah menandatangani perintah kabinet dan tinggal menyisakan persetujuan parlemen. Langkah ini diambil setelah terjadinya pengeboman gereja Katolik dan hotel yang menewaskan 250 warga sipil pada tahun 2019 lalu.
Menanggapi rencana itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas menilai larangan tersebut mendapat kesan Islamophobia.
Meski turut mengecam aksi terorisme, Anwar Abbas berharap Pemerintah Srilanka tidak menjalankan rencana itu. Menurutnya, penutupan sekolah Islam dan larangan burqa kontraproduktif, berlawanan dengan Hak Asasi Manusia dan dapat menyakiti hati umat Islam.
Ketua PP Muhammadiyah ini juga memberikan saran kepada pemerintah Srilanka lebih mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengurangi dan memberantas terorisme.
“Kalau seandainya pemerintah Sri Lanka terlalu dihantui oleh tindakan-tindakan kekerasan dan terorisme, maka langkah-langkah yang harus ditempuh dan diambil bukanlah dengan menutup sekolah-sekolah Islam, tapi dengan meningkatkan kemampuan aparat intelijennya,” ucapnya.
Ketua PP Muhammadiyah itu juga meminta supaya Pemerintah Indonesia segera melaksanakan upaya agar Pemerintah Srilanka menggunakan cara lain diluar kebijakan yang bersifat Islamophobia.
“Sehingga hal-hal yang bersifat Islamophobia dan tidak proporsional serta tidak etis ini tidak harus terjadi,” imbuhnya.
“Ditulis oleh Jurnalis Magang – (Tria Isriani)”