
PWMJATENG.COM, Kudus – Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) kembali mencuri perhatian publik melalui penyelenggaraan Seminar Nasional dan Pameran Riset Resona Saintek bertema “Ekonomi Sirkular: Solusi Inovatif Pengelolaan Limbah Berbasis Kesehatan.” Acara ini berlangsung pada Senin (27/10/2025 M/6 Jumadil Awal 1447 H) di Gedung Serbaguna Kampus 1 UMKU.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari Program Kampanye Tematik Sains dan Teknologi (Resona Saintek) yang digagas Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Kemendiktisaintek. Tujuannya ialah mendorong lahirnya riset aplikatif yang mampu menjawab tantangan pengelolaan limbah secara berkelanjutan dan berorientasi pada kesehatan masyarakat.
Acara pembukaan dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dan perwakilan Kemendiktisaintek, Agus Susilohadi. Dalam sambutannya, Lestari Moerdijat—yang akrab disapa Mbak Rerie—menyampaikan apresiasi atas langkah inovatif UMKU. Ia menilai, pameran hasil riset para dosen UMKU menunjukkan arah baru dalam memanfaatkan limbah untuk kepentingan ekonomi dan kesehatan.
“Pameran ini menunjukkan bahwa riset bukan hanya soal akademik, tapi juga memberi nilai tambah bagi masyarakat. Saya optimistis UMKU mampu terus mengembangkan penelitian yang berdampak luas,” ujar Lestari.
Ia menambahkan, pengelolaan limbah berbasis kesehatan yang dilakukan UMKU berhasil menangkap potensi di sekitar menjadi peluang ekonomi baru. Salah satu contoh yang dipamerkan adalah pemanfaatan daun pletekan, tumbuhan herbal yang mampu mengobati luka, serta berbagai produk hasil olahan limbah yang telah melalui proses penelitian panjang hingga memiliki nilai ekonomis tinggi.
“Nah, inilah hasil karya dosen-dosen UMKU yang bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa. Cara berpikir kreatif seperti ini sangat penting untuk menumbuhkan jiwa mandiri dan keberdayaan,” tutur Lestari.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Sementara itu, Rektor UMKU, Edy Soesanto, menegaskan bahwa komitmen universitas terhadap ekonomi sirkular bukan hal baru. Sejak beberapa tahun terakhir, UMKU telah menjalankan berbagai inisiatif ramah lingkungan, termasuk pemanfaatan kontainer bekas sebagai ruang kelas.
“Prinsip kami jelas, bagaimana limbah bisa menjadi sumber daya baru. Tahun ini, kami berkesempatan memperluas riset melalui hibah Resona Saintek dengan fokus utama pada inovasi berbasis barang bekas,” jelas Edy.
Dalam pameran tersebut, UMKU menampilkan beragam produk hasil penelitian dosen. Di antaranya tas dari limbah plastik, ekstrak kulit parijoto yang memiliki kandungan antioksidan tinggi, hingga olahan umbi jangklong khas Lereng Muria yang bermanfaat bagi kesehatan. Tak ketinggalan, riset tentang daun pletekan juga menjadi sorotan karena potensinya sebagai obat luka bakar alami.
Edy menuturkan, terdapat sekitar 20 produk riset dosen yang telah dihasilkan dan berpotensi dikembangkan menjadi produk massal. “Kami sedang menyiapkan tahapan pengujian agar seluruh produk aman digunakan. Setelah itu, kami berharap dapat memproduksi secara lebih luas,” ungkapnya.
Melalui Resona Saintek, UMKU tidak hanya memperlihatkan kiprah akademiknya, tetapi juga mengokohkan peran perguruan tinggi sebagai pelopor inovasi yang berpihak pada keberlanjutan lingkungan. Semangat untuk memadukan kesehatan dan ekonomi sirkular itu menjadi bukti bahwa riset dapat melahirkan solusi konkret bagi kehidupan masyarakat.
Kontributor : Edi
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha



