Kolom

Indonesia Saat Ini Problematik, Namun Tetap Bersatu

Indonesia Saat Ini Problematik, Namun Tetap Bersatu

Oleh : Rudi Pramono, S.E. (Ketua MPI PDM Wonosobo)

PWMJATENG.COM – Dari peristiwa di Yugaslavia itu yang terpecah-pecah dan mengerikan peristiwanya sekitar tahun 2005, kita ambil pelajaran bahasa persatuan itu ternyata bukan soal fisik tapi nilai, begitu sangat beragamnya Indonesia dan terpisah-pisah banyak secara geografis tetapi soal value yang dibangun, proses sejarah yang panjang dan sangat dinamis, peran banyak tokoh pejuang saat itu yang sangat komitmen dengan persatuan dalam keragaman yang di tuangkan dalam sila-sila Pancasila yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa yang sebetulnya itu nilai-nilai universal, etik dan norma kehidupan yaitu Pancasila dan telah resmi sebagai dasar negara, meskipun tafsirannya bisa berbeda tergantung siapa yang berkuasa, tentang tafsir relasi agama (Islam) dengan Pancasila seperti kontroversi Salam Pancasila Salam Lintas Agama yang justru menyeragamkan perbedaan padahal persatuan itu butuh perbedaan dan itu terkait soal yang prinsip (aqidah dan ibadah).

Beberapa momen penting itu dalam sejarah bangsa misalnya Sumpah Palapa Gajah Mada, Sumpah Pemuda, Proklamasi, Perumusan Pancasila (Sukarno, M. Yamin, Supomo) Negara Integral (Natsir) dan Kepulauan (Djuanda) semua proses sejarah panjang itu mengokohkan Indonesia sebagai negara yang Bhineka Tunggal Ika.

Beda dengan Yogaslavia yang pecah karena faktor eksternal juga, menyusul hancurnya negara-negara komunis dunia seperti Soviet dan Eropa Timur. Seandainya dulu PKI berjaya dan Indonesia menjadi negara komunis sosialis maka kemungkinan Indonesia akan mengalami nasib serupa. Allah menyelamatkan kita semua meskipun harus berkorban para jendral pejuang dalam peristiwa Gestapu tahun 1965.

Baca juga, Malam, Langit, dan Syafaat: Menyelami Makna Mendalam Surat Al-Mulk

Selain itu juga faktor mayoritas muslim dan berkarakter moderat bermazhab wasathiyah yang diwakili oleh dua ormas Islam terbesar, meskipun arus besar gerakan Islam transnasional terus melaju namun tidak sampai mematahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa. KH. Haedar Nashir sering bilang Indonesia itu dibolak balik ya tetap Agama, Pancasila, dan Kebudayaan yang saling suport.

Kalau kita perhatikan ancaman-ancaman disintegrasi bangsa mulai dari ‘radikalisme dan liberalisme agama’ pergaulan antar etnis yang mis-komunikasi sampai dengan persoalan-persoalan integritas dan kapasitas para penyelenggara negara seperti korupsi, tata kelola negara, oligarki, kesenjangan, ketidakadilan, politik global, media digital yang bebas nilai semua mengancam kesatuan bangsa.

Rahmat Allahlah yang pada akhirnya menyelamatkan bangsa ini dari kerapuhan dan disintegrasi.

Keputusan Hari Pancasila 1 Juni sebetulnya problematik, karena 1 Juni 1945 adalah saat usulan teks Pancasila dari Soekarno dan memang beliau yang memunculkan nama Pancasila, usulan Sukarno itu sendiri berbau nasionalis dan sosialis kiri. Teks sila-sila Pancasila yang ada sekarang itu adakah hasil dari sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Jadi ada yang berpendapat Hari Lahir Pancasila itu tgl 18 Agustus, kalau 1 Juni itu prematur. Namun itulah Keputusan Politik yang berkuasa saat itu (Jkw dan PDIP).

Yang utama 5 sila Pancasila harus menjiwai seluruh peraturan dan moral penyelenggara negara dan warga negara karena itulah syarat langgeng keutuhan bangsa bahkan semua bangsa di dunia. Pancasila sebagai khalimatun sawa’ titik temu semua perbedaan. Wallahu a’lam.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE