Ideopolitor Muhammadiyah Jateng Kembali Digelar, Tafsir Tekankan Pentingnya Kaderisasi

PWMJATENG.COM, Purworejo – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah melalui Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) kembali menggelar Ideopolitor. Kegiatan ini diikuti oleh jajaran majelis dan lembaga di lingkungan PWM Jawa Tengah dengan tujuan memperkuat ideologi, politik, dan organisasi Muhammadiyah.
Sebelumnya, pada Mei 2025, PWM Jawa Tengah telah sukses menyelenggarakan Ideopolitor Batch 1 yang diikuti oleh pimpinan majelis, lembaga, biro, serta ortom. Antusiasme peserta yang tinggi membuat kegiatan ini berlanjut pada Batch 2, yang dibagi ke dalam beberapa sesi.
Ideopolitor Batch 2 sesi pertama diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Purworejo pada Sabtu (16/8/2025). Puluhan peserta hadir dengan latar belakang pimpinan majelis dan lembaga yang telah dibagi sesuai klasifikasi masing-masing.
Hadirnya Ketua PWM Jateng
Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir, turut hadir secara langsung dalam kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya kegiatan Ideopolitor sebagai sarana memperkuat fondasi kader Muhammadiyah di tengah tantangan zaman.
“Ideopolitor ini bukan sekadar forum diskusi, melainkan ruang kaderisasi yang meneguhkan posisi Muhammadiyah dalam menjawab kebutuhan umat. Kader Muhammadiyah harus mampu memahami ideologi, falsafah politik, serta etos organisasi secara menyeluruh,” ungkap Tafsir.
Ia menambahkan, Muhammadiyah membutuhkan kader yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang dalam pemahaman ideologi. Dengan begitu, kader mampu menjaga marwah persyarikatan sekaligus memberi kontribusi nyata bagi bangsa.
Baca juga, Modal Rohani dan Jasmani Umat Islam dalam Pandangan Ketua PWM Jateng Tafsir
Para peserta memperoleh sejumlah materi strategis yang dirancang untuk memperluas wawasan ideologis dan organisatoris. Beberapa tema penting yang disampaikan meliputi Pengarusutamaan Ideologi Muhammadiyah dalam Pusaran Gerakan Umat, Menggali Falsafah Politik Muhammadiyah untuk Kaderisasi Kepemimpinan, serta Sejarah, Etos, dan Falsafah Organisasi dalam Gerakan Muhammadiyah.
Menurut fasilitator, materi-materi tersebut disusun agar peserta memahami secara mendalam peran ideologi Muhammadiyah dalam kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat. Dengan bekal itu, diharapkan kader mampu mempraktikkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan secara berimbang.

Kegiatan Ideopolitor ini juga dinilai penting untuk memperkokoh peran Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah yang modern dan berkemajuan. Dalam beberapa sesi, pembicara menekankan bahwa ideologi Muhammadiyah harus terus diarusutamakan agar kader tidak kehilangan arah.
Selain itu, diskusi juga menyoroti bagaimana falsafah politik Muhammadiyah mampu menjadi dasar dalam membentuk kepemimpinan yang adil dan berintegritas. Kader yang lahir dari proses Ideopolitor diharapkan mampu mengisi ruang-ruang publik dengan nilai-nilai Islami yang membawa maslahat bagi umat.
Tafsir menegaskan kembali, kaderisasi adalah kunci keberlanjutan gerakan Muhammadiyah. Menurutnya, tanpa penguatan ideologi, gerakan bisa kehilangan karakter.
“Kita tidak boleh berhenti menanamkan nilai-nilai dasar Muhammadiyah. Ideopolitor hadir untuk menjaga kesinambungan itu,” tegasnya.
PWM Jawa Tengah melalui MPKSDI berencana melanjutkan Ideopolitor dalam beberapa sesi berikutnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh pimpinan majelis, lembaga, dan ortom memiliki pemahaman yang sama mengenai ideologi, politik, dan filosofi organisasi Muhammadiyah.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha