Heboh! Pemuda Muhammadiyah Kalimanah Gelar Retret Ala Survival: Bawa Keluarga, Tidur di Tenda, Makan Hasil Bumi

PWMJATENG.COM, Purbalingga – Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PC PM) Kalimanah menggelar retret bertajuk “Natas, Nitis, Netes” dengan konsep unik dan berbeda dari biasanya. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu dilaksanakan di Griya Petualang, Desa Karangjengkol, Purbalingga, Jawa Tengah, Sabtu hingga Ahad (31/5–1/6/2025).
Sebanyak 25 kader dari berbagai cabang Pemuda Muhammadiyah se-Kabupaten Purbalingga mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Berbeda dari retret konvensional yang biasanya berlokasi di hotel atau aula, retret kali ini mengusung konsep survival.
“Kami menyesuaikan dengan tren yang sedang berkembang saat ini, yaitu retret. Tapi kami modifikasi agar lebih kontekstual dan membumi,” ujar Master of Training (MoT) Retret PC PM Kalimanah, Fery Romanza.
Menurut Fery, konsep retret kali ini memang sengaja dirancang agar peserta bisa menyatu dengan alam. Para peserta diminta tidur di tenda, mengonsumsi hasil bumi, dan bahkan membawa serta anak dan istri mereka. Hal ini, lanjut Fery, bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, serta mempererat solidaritas sesama kader.
Baca juga, Antara Kurban dan Ketimpangan Sosial: Menjawab Tantangan Distribusi yang Adil
“Dengan membawa keluarga, kami ingin kegiatan ini tidak hanya berdampak pada peserta, tapi juga pada ikatan keluarga mereka. Ini bagian dari pendidikan karakter berbasis keluarga,” katanya.
Kegiatan ini juga sarat dengan nilai-nilai filosofi Jawa. Tema “Natas, Nitis, Netes” bukan sekadar slogan, tetapi mengandung pesan mendalam tentang perjalanan spiritual dan sosial manusia.

“Natas itu menyambung kepada yang Ilahi, Nitis itu memahami nilai-nilai luhur, dan Netes adalah pengejawantahan nilai itu dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga nilai ini menjadi fondasi dalam setiap aktivitas kader,” jelas Fery.
Selama dua hari, peserta diajak mengikuti berbagai kegiatan yang menantang fisik dan mental. Mulai dari penelusuran alam, diskusi malam hari, hingga simulasi tanggap darurat. Meski mengusung konsep survival, kegiatan ini tetap terstruktur dan aman.
Kontributor : Iman Permadi
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha