Heboh! Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah Desak Kemdikbudristek Tarik Buku Kontroversial
PWMJATENG.COM, Jakarta – Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Nonformal (Dikdasmen PNF) PP Muhammadiyah meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) lebih selektif dalam memilih buku yang cocok untuk pendidikan. Majelis Dikdasmen mendesak agar buku “Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra” segera ditarik dari peredaran. Buku tersebut dinilai merekomendasikan karya sastra yang mengandung kekerasan fisik, seksual, dan perilaku menyimpang yang bertentangan dengan norma agama dan kesusilaan. Hal ini, menurut mereka, kontra produktif dengan upaya penguatan pendidikan karakter yang sedang digalakkan.
Buku-buku sastra yang direkomendasikan dalam panduan ini dianggap berpotensi memberikan pemahaman yang keliru bagi anak-anak bangsa, terutama dalam hal etika dan perilaku dalam membangun hubungan antarmanusia yang pantas dan beradab. Buku tersebut juga tidak sesuai dengan UU No 44 Tahun 2008 yang melarang penyebaran pornografi, termasuk perilaku menyimpang dalam bentuk apa pun.
Beberapa contoh frasa dan kalimat yang dinilai tidak pantas antara lain: “Tetapi lelaki itu menarik tubuhku. Kemudian, bersamaan dengan gerak mengayun ke bawah yang indah, sebuah XXXXXX bergelora hinggap di XXXXX. Aku tidak melawan, bahkan XXXXX kami terurai saat ia berbisik perlahan.” “Rambutnya dijambak. Lehernya dibetot, dipelintir, dan diinjak. XXXXXXX ditebas.” “….. kau tak mau XXXXXXXXXX dengan pria-pria bertenaga kuda. Aku punya fotomu bersama XXXXX…”. Terdapat juga kisah tentang seorang anak perempuan yang terganggu kejiwaannya dieksploitasi secara seksual oleh seorang dewasa.
Baca juga, Muhammadiyah: Iduladha 2024 Jatuh pada 17 Juni
Majelis Dikdasmen menilai bahwa “disclaimer” yang tercantum dalam buku panduan tersebut tidak efektif dalam menghalangi pembaca, terutama siswa yang memiliki rasa ingin tahu besar, untuk mengeksplorasi hal-hal yang tidak sesuai dengan norma kesusilaan dan agama.
Selain itu, buku pedoman dan buku-buku sastra yang direkomendasikan ini juga dapat menimbulkan kegaduhan di kalangan masyarakat dan mengganggu kegiatan belajar-mengajar. Hal ini memperparah situasi belajar yang sebelumnya sudah terhambat akibat kurangnya perhatian khusus dari Kemendikbudristek dalam mengatasi learning loss akibat pandemi Covid-19, yang berdampak pada kemunduran hasil PISA Indonesia.
Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah mendesak Kemendikbudristek untuk lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan dan mengkonsultasikannya secara luas dengan para pemangku kepentingan pendidikan yang relevan. “Kami berharap Kemendikbudristek segera menarik buku tersebut dan lebih selektif dalam memilih buku yang sesuai dengan norma dan nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia,” ujar seorang perwakilan Majelis Dikdasmen.
Majelis Dikdasmen juga menegaskan pentingnya konsultasi yang lebih mendalam dengan berbagai pihak terkait sebelum memutuskan kebijakan pendidikan. Hal ini untuk memastikan bahwa kebijakan yang dibuat benar-benar mendukung tujuan pendidikan nasional dan tidak menimbulkan kontroversi yang merugikan.
Kontributor : Hendra Apriyadi
Editor : M Taufiq Ulinuha