PWMJATENG.COM, Banyumas – Suasana haru dan penuh kebanggaan menyelimuti acara Silaturahmi Akbar Warga Muhammadiyah dan Pelepasan Jamaah Calon Haji KBIHU Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Banyumas. Dalam acara tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Abdul Mu’ti, menerima kejutan istimewa: sebuah lukisan karya mahasiswi difabel yang penuh talenta, Eprisa Nova Rahmawati.
Lukisan itu bukan sekadar karya seni, melainkan simbol perjuangan dan harapan dari seorang mahasiswi yang tak menyerah pada keterbatasan. Eprisa, yang akrab disapa Rahma, adalah penyandang disabilitas asal Banjarnegara. Ia menempuh pendidikan di UMP dengan beasiswa penuh karena prestasi akademik dan dedikasinya dalam bidang seni lukis.
“Rasanya senang sekali bisa memberikan karya untuk Pak Menteri. Ini bagian kecil dari rasa syukur saya atas kesempatan kuliah dan dukungan yang diberikan UMP,” ujar Eprisa saat ditemui usai penyerahan lukisan.
Eprisa mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya akibat penyakit yang dideritanya beberapa tahun lalu. Namun, kondisi itu tidak menghentikan semangatnya untuk terus berkarya. Dunia seni lukis menjadi ruang ekspresi sekaligus jalan menuju masa depan yang ia ciptakan dengan penuh tekad.
Kepala Biro Humas dan Protokol UMP, Irfan Fatkhurohman, mengenang pertemuan pertama dengan Eprisa. Ia menceritakan bahwa UMP menjemput Eprisa langsung dari daerah pegunungan di Banjarnegara.
Baca juga, Paripurna! PWM Jateng Tutup Serangkaian Ibadah Ramadan dan Syawal dengan Halalbihalal bersama MLO, PDM-PDA, dan AUM
“Eprisa selalu memberi makna di setiap acara kami. Masih terasa saat pertama kali kami menjemput Eprisa. Di tengah keterbatasan, dia memilih untuk terus berkarya, melukis dunia dengan caranya,” ungkap Irfan.
Rektor UMP, Jebul Suroso, juga turut bangga dengan perjuangan Eprisa. Ia mengaku langsung mengambil keputusan untuk memberikan beasiswa penuh sejak awal mengenal gadis tersebut.
“Anak ini berbakat dan kami tidak ingin bakatnya terkubur karena keterbatasan ekonomi atau kesehatan. Dari awal sampai wisuda, kami gratiskan,” ujar Jebul.
Kini, karya-karya Eprisa telah menjadi bagian dari narasi besar kampus. Tidak hanya dipamerkan dalam berbagai acara, tetapi juga menjadi wujud diplomasi seni yang menginspirasi banyak pihak. Penyerahan lukisan kepada Menteri Abdul Mu’ti menjadi puncak dari perjalanan Eprisa di dunia akademik dan seni.
Bagi Eprisa, kesempatan kuliah di UMP bukan hanya jalan menuju masa depan, tetapi juga bukti bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk berprestasi. Ia berharap kisahnya bisa menjadi penyemangat bagi banyak orang, terutama mereka yang berada dalam kondisi serupa.
“Selama kita mau mencoba, pasti ada jalan. Saya percaya, setiap orang punya cara sendiri untuk bersinar,” ujar Eprisa.
Kontributor : Tegar
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
