
PWMJATENG.COM, Kebumen – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, meluncurkan varietas padi terbaru bernama Mentari sekaligus membuka Jambore Nasional Jamaah Tani Muhammadiyah (JAMNAS JATAM) I yang digelar di Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO), Kabupaten Kebumen, Sabtu (20/9).
Prosesi penanaman padi dilakukan sebagai simbol lahirnya terobosan Muhammadiyah dalam sektor pertanian. Haedar menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) yang berupaya mewujudkan kemandirian pangan berbasis inovasi.
“Hari ini adalah hari penting bagi keluarga JATAM se-Indonesia. Kita memulai menanam padi-padian unggul, yaitu varietas padi berkemajuan,” kata Haedar dalam sambutannya di hadapan ratusan peserta.
Haedar menjelaskan, varietas padi tersebut dinamakan Mentari karena memiliki makna filosofis yang erat dengan identitas Muhammadiyah dan kehidupan petani.
“Kenapa Mentari? Karena matahari sangat berkaitan dengan aktivitas petani yang bergantung pada sinarnya. Selain itu, Mentari juga identitas Muhammadiyah yang penuh semangat,” ucap Haedar.
Ia menambahkan, nama Mentari mencerminkan harapan agar pertanian Muhammadiyah mampu tumbuh cerah, mandiri, dan berdaya saing. “Sinar matahari adalah sahabat petani. Insyaallah, padi Mentari akan menjadi varietas unggul yang bermanfaat luas,” tuturnya.
Acara tersebut turut dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto, Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah Muhammad Yamien, Rektor UNIMUGO, serta pejabat daerah setempat.
JAMNAS JATAM I disebut menjadi momentum penting untuk konsolidasi gerakan pertanian Muhammadiyah sekaligus komitmen mewujudkan kedaulatan pangan berbasis nilai Islam dan teknologi.
Baca juga, Abdul Fattah Santoso: Muhammadiyah Muallaf Learning Center Punya Tugas Penting Menjaga Keimanan
Dalam kesempatan itu, Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, juga menyampaikan apresiasi terhadap peran Muhammadiyah. Ia menilai kontribusi organisasi ini di sektor pertanian sejalan dengan visi pemerintah.
“Saya kagum dengan Muhammadiyah. Insyaallah, dengan terjun ke pertanian, Muhammadiyah dapat menjadi yang terbaik, sebagaimana telah mengelola pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.

Sudaryono menegaskan bahwa program pemerintah tidak akan maksimal tanpa kolaborasi masyarakat. Ia mengajak jamaah tani Muhammadiyah untuk bergerak bersama memajukan bangsa melalui sektor pangan.
“Sebelum kita mengubah dunia, mari perbaiki diri kita. Pertanian tidak bisa hanya bergantung pada presiden. Kolaborasi masyarakat adalah kunci untuk memajukan bangsa,” tegasnya.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, Nurul Yamien, menambahkan bahwa tema jambore kali ini, “Daulat Pangan untuk Indonesia Berkemakmuran,” merupakan kelanjutan dari semangat Tanwir Muhammadiyah di Kupang.
“Tema ini adalah nafas dari perjuangan Muhammadiyah. Kami berharap dapat memperkuat komitmen bersama untuk meningkatkan kemakmuran Indonesia melalui sektor pangan,” jelas Yamien.
Ia menegaskan, daulat pangan tidak mungkin diwujudkan secara individual. Menurutnya, kerja sama yang solid dan inovasi berkelanjutan menjadi jalan utama.
“Bagi Muhammadiyah, kedaulatan pangan adalah kerja kolektif. Ini hanya bisa dicapai dengan sinergi dan langkah-langkah inovatif,” pungkasnya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha