
PWMJATENG.COM, Serang – Tanwir II Nasyiatul Aisyiyah resmi dibuka pada Kamis (4/9/2025) di Hotel Ultima Ratu, Kota Serang. Agenda nasional ini dihadiri ratusan kader Nasyiatul Aisyiyah dari berbagai wilayah Indonesia.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, hadir secara langsung membuka acara tersebut. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi dan harapan besar terhadap peran Nasyiatul Aisyiyah dalam membangun bangsa.
“Selamat atas terselenggaranya Tanwir II. Silakan merumuskan ide dan gagasan untuk agama, bangsa, dan persyarikatan demi semesta raya. Nasyiatul Aisyiyah lahir sejak 1931 sebagai kader putri Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk memberi pencerahan bagi umat, bangsa, dan kebangsaan nasional,” ujar Haedar.
Di hadapan ratusan kader, Haedar menyampaikan tiga pesan penting. Pertama, ia menekankan pentingnya memperkokoh persatuan di tengah tantangan kebangsaan. Menurutnya, persatuan adalah modal utama untuk membangun bangsa yang kuat.
Kedua, Haedar mengingatkan pentingnya membangun akhlak dan karakter bangsa. Ia menilai generasi muda saat ini menghadapi tantangan besar dalam menjaga moralitas.
“Akhlak mengajarkan baik dan buruk. Tantangan generasi muda adalah akhlak, sedangkan karakter merupakan perjalanan panjang,” tegasnya.
Pesan ketiga berkaitan dengan pentingnya mewujudkan Islam berkemajuan yang rahmatan lil alamin. Ia menyinggung Surat Al-Maun sebagai landasan moral untuk berpihak pada kaum mustadh’afin, yaitu mereka yang lemah, tertindas, didiskriminasi, dan termarginalkan.
“Orang yang berkuasa dan kaya itu harus berbagi dengan yang miskin, saling berbagi, dan mengayomi,” ucap Haedar menegaskan.
Baca juga, Islam Melarang Berbuat Kerusakan
Selain Haedar, Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PP NA), Ariati Dina Puspitasari, juga menyampaikan pandangannya. Ia menegaskan bahwa Nasyiatul Aisyiyah berkomitmen menghadirkan perubahan nyata sesuai amanat Muktamar ke-14.
Tanwir II mengusung tema “Memajukan Perempuan, Mengokohkan Peradaban”. Tema itu, menurut Ariati, lahir dari kesadaran akan perubahan zaman yang bergerak cepat di tengah arus digital dan ekologis.
“Berbagai paradigma baru seperti society 5.0, ekomodernisme, hingga ekosibilisasi menuntut respons dengan prinsip Islam rahmatan lil ‘alamin,” jelas Ariati.
Dalam forum ini, PP NA juga meluncurkan program “100 Juta Green Nasiah”. Program tersebut berfokus pada gerakan hijau (eco green) yang akan digerakkan di berbagai wilayah Indonesia.
Ariati menegaskan bahwa Tanwir II tidak hanya menjadi forum internal organisasi. Lebih dari itu, forum ini merupakan ruang strategis untuk memperkuat peran perempuan dalam pembangunan bangsa.
“Perempuan muda bukan hanya objek pembangunan, tetapi subjek penting yang membawa perubahan,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa keberadaan perempuan dalam ruang-ruang strategis akan berdampak besar pada masa depan bangsa. Menurutnya, partisipasi aktif perempuan akan melahirkan peradaban yang adil, setara, dan berkemajuan.
“Kehadiran mereka akan berdampak besar bagi masa depan peradaban yang lebih adil, setara, dan berkemajuan,” tutup Ariati.
Tanwir II Nasyiatul Aisyiyah 2025 tidak sekadar agenda organisatoris, melainkan juga momentum penting untuk memperkuat sinergi perempuan muda Muhammadiyah dalam menjawab tantangan global.
Pesan Haedar Nashir tentang persatuan, akhlak, dan Islam berkemajuan sejalan dengan tema yang diusung Nasyiatul Aisyiyah. Sementara itu, komitmen Ariati Dina menegaskan bahwa perempuan harus tampil sebagai penggerak perubahan, bukan sekadar pelengkap dalam pembangunan.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha