Hadir di Lamongan, Ketua PWM Jateng Tekankan Perlunya Peran Muhammadiyah dalam Pengentasan Kemiskinan
PWMJATENG.COM, Lamongan – Pada Ahad siang, 22 September 2024, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Laren menggelar pengajian di Ranting Muhammadiyah Siser. Acara ini dihadiri oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, yang menegaskan pentingnya peran Muhammadiyah sebagai Penolong Kesengsaraan Umum (PKU). Dalam kesempatan itu, hadir pula Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, Masro’in Assafani, bersama seluruh anggota PCM, ortom tingkat cabang se-Kecamatan Laren, serta masyarakat sekitar.
Tafsir memulai kajiannya dengan mengingatkan bahwa Muhammadiyah sejak awal berdirinya telah berperan besar dalam membantu masyarakat yang mengalami kesulitan, terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan. “Muhammadiyah lahir pada masa ketika akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan sangat terbatas,” ungkap Tafsir. Ia menambahkan, hal ini membuat Muhammadiyah berkomitmen untuk memberikan solusi nyata bagi masyarakat yang mengalami kesulitan.
Namun, Tafsir juga menekankan bahwa tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini berbeda dengan masa lalu. Ia menyebutkan bahwa salah satu persoalan besar yang kini muncul adalah kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan, terutama bagi para lulusan pendidikan. “Dengan lebih dari tujuh juta pengangguran di Indonesia, ini menjadi tantangan serius yang harus dihadapi Muhammadiyah,” ujarnya.
Menurut Tafsir, banyak anak muda yang telah menyelesaikan pendidikan mereka, namun masih kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. “Setelah menyelesaikan pendidikan, mereka seharusnya bisa meraih kehidupan yang lebih baik, tetapi kenyataannya banyak yang justru terjebak dalam lingkaran kemiskinan akibat tidak adanya kesempatan kerja,” tegasnya.
Baca juga, Perdamian dalam Perspektif Islam
Situasi ini, menurut Tafsir, membutuhkan perhatian khusus dari Muhammadiyah, yang selama ini telah dikenal sebagai gerakan sosial yang peduli terhadap kesengsaraan masyarakat. Ia menekankan bahwa Muhammadiyah harus tetap hadir di tengah-tengah masyarakat yang mengalami kesulitan, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi.
Lebih lanjut, Tafsir menyebutkan bahwa peran Muhammadiyah sebagai Penolong Kesengsaraan Umum tidak boleh berhenti pada bantuan pendidikan dan kesehatan semata. Muhammadiyah juga harus mengambil peran aktif dalam membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. “Ini adalah langkah nyata Muhammadiyah dalam mendukung masyarakat agar tidak terjebak dalam kesengsaraan ekonomi,” katanya.
Ia mengajak seluruh kader Muhammadiyah untuk lebih giat dalam membangun ekonomi umat, salah satunya dengan menciptakan lapangan kerja bagi mereka yang membutuhkan. “Kita tidak hanya membantu orang dalam hal spiritual atau pendidikan, tetapi juga harus membantu mereka secara ekonomi, agar mereka bisa mandiri,” tambah Tafsir.
Dalam pandangannya, Muhammadiyah dapat berkontribusi dengan membuka peluang usaha dan mendukung program-program yang menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Tafsir juga mengajak setiap anggota Muhammadiyah untuk mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) yang dikelola oleh warga Muhammadiyah atau masyarakat umum, sehingga mereka bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi.
Tafsir berharap agar Muhammadiyah terus menjadi gerakan yang peduli terhadap kesulitan masyarakat, terutama di bidang ekonomi. Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak hanya berfungsi sebagai gerakan dakwah, tetapi juga sebagai gerakan sosial yang berperan aktif dalam memperbaiki kondisi masyarakat.
“Marilah kita terus berbuat kebaikan dan membantu mereka yang membutuhkan, sebagaimana tujuan awal didirikannya Muhammadiyah oleh K.H. Ahmad Dahlan,” ujar Tafsir menutup tausiyahnya.
Editor : M Taufiq Ulinuha