Guru Muhammadiyah Tegal Diberi “Resep SITI” untuk Ciptakan Kelas Inovatif
PWMJATENG.COM, Tegal – Sebanyak 72 guru dari jenjang SD hingga SMA/K Muhammadiyah se-Kota Tegal mengikuti Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dan Sosialisasi Ketentuan Majelis Dikdasmen PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kegiatan ini mengusung tema “Bersama Meningkatkan Mutu Pendidikan Menuju Kemajuan Umat” dan berlangsung di Aula SMK Muhammadiyah 1 Tegal, Jumat (8/8/2025) atau 14 Syafar 1447 H.
Acara dibuka oleh Ketua Majelis Dikdasmen PNF PDM Kota Tegal, Purnomo Hadi. Dalam sambutannya, ia memperkenalkan filosofi “SITI” yang merupakan akronim dari Syukur, Ikhtiar, Tawakal, dan Istiqamah. Menurutnya, empat prinsip tersebut harus menjadi pegangan guru dalam menjalankan peran mendidik.
“Kompetensi guru harus terus ditingkatkan. Sosialisasi ini penting agar kita memahami ketentuan majelis dan siap menjadi pendidik yang profesional. Bersabar dan berkomitmen bersama dalam persyarikatan adalah kunci membangun kemajuan di bidang pendidikan,” ujarnya.
Purnomo menambahkan, workshop ini bertujuan mengetahui sejauh mana kemampuan guru dan kesiapan mereka dalam mengemban tugas. Ia berharap, kegiatan tersebut dapat memacu semangat guru untuk terus berinovasi demi kemajuan peserta didik.
Workshop menghadirkan dua narasumber utama. Pertama, Abdul Wahab, Koordinator Bidang Kurikulum, Data, dan Digitalisasi Majelis Dikdasmen PNF Kota Tegal. Kedua, Amin Azis, Ketua Dikdasmen Dukuhturi sekaligus Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kota Tegal.
Abdul Wahab memaparkan materi tentang pasal kepegawaian pada Ketentuan Majelis Dikdasmen PNF Nomor 5 Tahun 2024. Ia menekankan pentingnya memahami aturan kepegawaian agar tidak terjadi pelanggaran administratif.
Baca juga, Etika Bercanda dalam Islam: Ora Waton Guyon
Sementara itu, Amin Azis membahas kewajiban guru untuk melaksanakan pembelajaran yang tidak monoton. Ia mengajak para pendidik menciptakan metode mengajar yang kreatif dan interaktif agar siswa semakin mudah memahami materi.
“Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Jangan hanya terpaku pada metode ceramah. Siswa akan lebih tertarik jika kita menggunakan pendekatan yang variatif,” kata Amin.
Suasana semakin hidup ketika sesi diskusi dibuka. Peserta aktif bertanya dan berbagi pengalaman. Banyak guru mengungkapkan tantangan yang mereka hadapi, mulai dari keterbatasan fasilitas hingga adaptasi dengan perkembangan teknologi.
Menjelang akhir kegiatan, para peserta diberi tantangan membuat rancangan inovasi pembelajaran untuk diterapkan di sekolah masing-masing. Ide yang diajukan beragam, mulai dari penggunaan media digital interaktif hingga proyek kolaborasi antar siswa.
Panitia menegaskan, tantangan tersebut bukan sekadar formalitas. Guru diharapkan benar-benar mengimplementasikan inovasi yang mereka rancang, sehingga siswa lebih bersemangat dan mudah memahami pelajaran.
“Workshop ini bukan hanya soal pengetahuan, tapi juga mendorong aksi nyata di kelas. Selamat kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi aktif,” tutur Purnomo menutup kegiatan.
Kontributor : Muhammad Farid Nur Zaeni
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
